Investor Asing Obral Saham Lebih Rp 1 Triliun, IHSG Ditutup Anjlok 2%

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
IHSG kembali tertekan dengan koreksi 2,12% pada perdagangan Jumat (24/4) diikuti dengan larinya modal asing lebih dari Rp 1 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
24/4/2020, 17.07 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (24/4), ditutup dengan koreksi sebesar 2,12% ke level 4.496,06. Penurunan tersebut sejalan dengan arus modal asing yang mengalir deras keluar dari pasar saham.

Berdasarkan data RTI Infokom, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) saham mencapai Rp 1,09 triliun. Tiga saham dari sektor usaha perbankan menjadi saham yang menjadi sasaran jual investor asing.

Di urutan teratas saham yang paling banyak dijual asing yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell Rp 405,76 miliar. Saham bank swasta terbesar ini ditutup anjlok hingga 3,91% menjadi Rp 24.600 per saham.

Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga dilego oleh investor asing dengan net sell mencapai Rp 344,16 miliar. Saham ini pun harus terjun hingga 6,07% ke level 2.630 per saham.

(Baca: Pengujian Obat Corona Gagal, IHSG dan Bursa Saham Asia Berguguran)

Lalu saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga dijual investor asing cukup besar meski tidak sebesar BCA atau BRI. Net sell asing pada saham ini hanya Rp 59,44 miliar. Saham bank milik pemerintah ini pun turun hingga 4,89% menjadi berada di level Rp 4.280 per saham.

Secara total, memang sektor finansial pada perdagangan hari ini paling memberatkan laju indeks. Pasalnya, saham-saham di sektor ini turun 3,61%. Sektor lainnya yang turun pada perdagangan hari ini berasal dari sektor properti yang turun hingga 3,46%.

Saham yang turun di sektor properti seperti PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang turun 6,75% menjadi Rp 5.875 per saham. Lainnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga turun hingga 6,92% menjadi Rp 350 per saham.

Meski banyak sektor yang ditutup di zona merah, nyatanya pada perdagangan hari ini sektor infrastruktur malah ditutup menguat 0,28%. Naiknya sektor ini, disebabkan oleh saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) yang ditutup menguat 21,43% menyentuh harga Rp 340 per saham.

(Baca: BI Catat Modal Asing Keluar RI Rp 159 T Sepanjang 2020 Akibat Corona)

Penguatan tersebut juga terjadi pada perdagangan PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) yang juga meroket hingga 16,9% menjadi Rp 83 per saham. Saham dengan nilai perusahaan besar juga menjadi penopangnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang bergerak naik 0,65% menjadi Rp 3.090 per saham.

Secara total, pada hari ini, total volume perdagangan saham sebanyak 6,26 miliar unit saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,23 triliun. Sejalan dengan anjloknya indeks, ada 276 saham yang ditutup melemah, sedangkan hanya ada 111 saham yang ditutup menguat, dan 136 saham yang stagnan.

Penurunan yang terjadi pada indeks pasar modal, ternyata juga terjadi pada perdagangan di pasar saham Asia lainnya. Seperti Nikkei 225 dan Hang Seng yang masing-masing turun 0,86% dan 0,61% pada perdagangan hari ini. Shanghai Composite dan Strait Times juga bergerak turun dengan masing-masing 1,06% dan 0,95%.

(Baca: Realisasi Buy Back Saham Rp 876 Miliar, BUMN Hanya Rp 181 Miliar)

Tekanan terhadap IHSG dan bursa saham regional Asia masih berasal dari sentimen virus corona, terutama setelah uji klinis obat remdesivier oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Gilead Science Inc. gagal mengobati pasien Covid 19.

Selain itu perekonomian global semakin tertekan yang tercermin dari indeks PMI manufaktur negara-negara maju yang mengalami kontraksi membuat investor ramai-ramai melepas asetnya di pasar saham.

Reporter: Ihya Ulum Aldin