PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membuka peluang untuk berinvestasi ke salah satu unicorn Indonesia, Traveloka. Meski begitu, perusahaan belum menyebut secara rinci detail rencana, termasuk dana yang disiapkan.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan diri untuk menghadapi digitalisasi dan dampal disrupsi yang menyertainya. Hal ini dilakukan dengan bekerja sama maupun berinvestasi pada perusahaan di bidang teknologi besar, salah satunya Traveloka.
"Bentuk kerjasama yang optimal (dengan Traveloka) bisa kerja sama operasi, titip jual produk di aplikasi, bisa juga kita ikut ownership (kepemilikan) di dalamnya. Kami cari yang optimal, kalau ketiganya optimal kami lakukan ketiganya." ujar Sunarso di Jakarta, Kamis (23/10).
(Baca: East Ventures Jadi Modal Ventura Terbesar di Asia Tenggara)
Sunarso menjelaskan pihaknya tak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapat nilai tambah dari perkembangan perusahaan digital. Salah satunya telah dilakukan dengan memiliki anak usaha di bidang modal ventura, PT BRI Ventures.
"Kami punya BRI Ventures agar lebih lincah, BRI bisa memilih bentuk kerjasama yang pas, dan optimal," ungkap dia.
Sebagai informasi, penyertaan modal pada perbankan diatur secara rigid dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya, melarang bank untuk berinvestasi secara langsung pada perusahaan bukan jasa keuangan.
BRI Ventures sebelumnya merupakan anak usaha PT Bahana Artha Ventura yang sebelumnya bernama PT Sarana Nusa Tenggara Timur Ventura. Saat ini, BRI Ventures merupakan pemegang saham LinkAja.
(Baca: Mayoritas Laba Bersih Bank BUMN Tumbuh di Bawah 10%)
Sunarso menjelaskan, pihaknya setiap tahun mengalokasikan anggaran di atas Rp 5 triliun guna melakukan aksi korporasi. Aksi korporasi juga dapat mencakup perusahaan digital.
"Setiap tahun, kami mencadangkan dana untuk investasi dalam jumlah tertentu, tapi alokasinya bisa untuk satu perusahaan, bisa beberapa. Tergantung apa yang djual." jelas dia.
Sebelumnya, kedua perusahaan tersebut sudah menjalin kerja sama dengan meluncurkan PayLater Card. Pengguna Traveloka bisa memanfaatkan kartu ini untuk bertransaksi di lebih dari 53 juta mitra penjual online dan offline melalui jaringan visa di seluruh dunia.
“Kami optimistis, lewat kerja sama ini kami mampu mencapai target 5 juta pengguna PayLater Card pada 2025,” kata President Traveloka Group of Operations Henry Hendrawan dalam siaran pers pada kahir September lalu.
BRI merupakan bank dengan laba bersih terbesar di Tanah Air. Hingga kuartal III 2019, perseroan membukukan laba bersih mencapai Rp 24,78 triliun. tumbuh 5,58% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan kuartal III 2018 yang mencatatkan pertumbuhan 14,8%.
Pada akhir Juli lalu, Traveloka dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk mengumpulkan dana segar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,1 triliun. Namun, kala dikonfirmasi mengenai kabar tersebut pada akhir bulan lalu, Senior Vice President Financial Products Traveloka Alvin Kumarga mengatakan belum dapat memberikan informasi terkait putaran pendanaan tersebut.
Traveloka merupakan salah satu startup yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar atau disebut unicorn seperti tergambar dalam databooks di bawah ini.