Penjualan Migas Anjlok, Laba Bersih PGN per September Turun 47%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pekerja memantau jaringan gas (jargas) di Jalan Hasanudin, Karanganyar, Jawa Timur (17/10/2019). PGN telah mendistribusikan gas Bumi ke 352.433 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkitan listrik sebesar 932 BBTUD. Rinciannya, sektor rumah tangga 348.508 pelanggan, lalu pelanggan kecil sebanyak 1.487 dan industri besar serta komersial sebanyak 2.438 pelanggan.
28/10/2019, 15.23 WIB

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatatkan penurunan laba bersih. Sepanjang Januari-September 2019, perusahaan hanya membukukan laba bersih sebesar US$ 129,1 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun (kurs Rp 14.019). Capaian ini turun 47,1% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 244,3 juta.

Dalam laporan keuangan yang diunggah di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat salah satu penyebab penurunan laba PGN yaitu pendapatan bersih yang turun. Pendapatan PGN tercatat sebesar US$ 2,81 miliar sepanjang Januari-September, turun 2,6% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 2,88 miliar.

(Baca: Kelola Bisnis LNG Pertamina, PGN Incar Proyek Luar Negeri)

Sebenarnya, pendapatan dari distribusi gas yang menjadi penopang utama pendapatan bersih tercatat naik. Distribusi gas PGN tercatat sebesar US$ 2,18 miliar, naik 3,78% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 2,10 miliar.

Namun, penjualan minyak dan gas yang menjadi penopang kedua pendapatan perusahaan tercatat mengalami penurunan. Penjualan minyak dan gas dari kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) pada sembilan bulan tahun ini tercatat sebesar US$ 292,08 juta, turun hingga 33,8% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 441,68 juta.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan tercatat sedikit naik. Beban pokok perusahaan pada sembilan bulan tahun ini tercatat US$ 1,92 miliar, naik 0,4% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 1,91 miliar.

(Baca: PGN Gandeng PTPP Bangun 500 Ribu Jaringan Gas Rumah Tangga)

Kondisi tersebut membuat laba kotor perusahaan mengalami koreksi sebesar 4,3% menjadi US$ 886,98 juta, dari US$ 927,11 juta pada periode sama tahun lalu.

Selain itu, PGN mencatatkan penurunan nilai properti minyak dan gas sebesar US$ 44,18 juta yang turut mengikis laba perusahaan. Padahal, di periode sama tahun lalu, PGN tidak mengalami penurunan nilai properti minyak dan gas.

PGN juga mencatatkan penurunan aset sebesar 7,7% menjadi US$ 7,32 miliar, dari US$ 7,93 miliar pada periode sama tahun lalu.