Elnusa dan PTPP Berebut untuk Akuisisi Anak Usaha Krakatau Steel

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, logo PT Elnusa Tbk di acara IPA Convention and Exhibition (Convex) 2019 pada Rabu (4/9/2019). Elnusa rencananya mengakuisisi anak usaha Krakatau Steel (KRAS), yaitu Krakatau Steel Industri (KTI). Elnusa akan bersaing dengan PT PP untuk mendapatkan saham anak usaha perusahaan baja tersebut.
Editor: Ratna Iskana
14/11/2019, 18.50 WIB

PT Elnusa Tbk ternyata berminat akuisisi anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yaitu PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Penjajakan sudah dilakukan untuk mengakuisisi perusahaan tersebut. 

Head of Corporate Communication Elnusa Wahyu Irfan mengaku tengah mejajaki beberapa peluang aksi korporasi, di antaranya mengakuisisi KTI.  Namun, Elnusa baru melakukan penjajakan tahap awal.

Sehingga ia belum bisa menjelaskan lebih detail terkait rencana akuisisi KTI. "Iya, tapi bukan hanya itu ada penjajakan lainnya juga. Masih awal, jadi belum bisa share lebih lanjut," kata Wahyu kepada Katadata.co.id, Kamis (14/11).

Elnusa telah menambah daftar perusahaan yang berminat akusisi KTI. Sebelumnya, Direktur Utama PT PP (Persero) atau PTPP Lukman Hidayat menyebutkan juga akan mengakusisi KTI. Namun, pihaknya belum menetapkan persentase saham yang akan diakusisi perseroan.

(Baca: Krakatau Steel Cetak Rekor Baru Produksi Baja Lembar Panas)

Pasalnya, PT PP dan KRAS sama-sama ingin menjadi pemegang saham mayoritas. Meski begitu, KRAS dan PTPP telah membahas valuasi sahamnya.

"Yang namanya investasi yang tidak memberikan feeding (kontrak) harus myoritas, supaya value added di buku saya ada," ujar Lukman, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (20/8).

Pihaknya menyatakan langkah akusisi ini bukan bertujuan menolong Krakatau Steel yang tengah mengalami kesulitan bisnis, melainkan murni terkait bisnis. Menurutnya, KTI memiliki captive market yang bagus dan mampu membukukan keuntungan dari sisi operasional.

(Baca: Saham Krakatau Steel Naik 4,9% Sepekan Usai Silmy Tambah Porsi Saham)

Beberapa waktu yang lalu Direktur Utama Krakatau Steel Simly Karim menjelaskan bahwa pemisahan anak usahanya (spin-off) dalam kajian. Pelepasan kepemilikan KTI merupakan upaya perusahaan melunasi utang ke sejumlah kreditur.

Pihaknya berharap dengan pelepasan aset tersebut struktur permodalan bisa kuat sehingga dapat mendorong produktivitas, efesiensi, dan meningkatkan kinerja.

"Yang terpenting adalah restrukturisasi dalam membenahi fundamental bisnis Krakatau Steel. Sedang Dikaji (penjualan aset KTI," kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim kepada Katadata.co.id, Rabu (6/10).

Pemisahan usaha KRAS bertujuan untuk membantu perusahaan dalam melunasi utang ke sejumlah kreditur. Nantinya lini usaha yang dianggap tidak utama akan dilepas, salah satunya KTI.

KTI merupakan perusahaan penyedia air bersih yang telah ada sejak 23 tahun silam. Selama ini, penyediaan air bersih tidak hanya di pasok ke Krakatau Steel, tetapi juga ke PT Krakatau Posco, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, serta berbagai perusahaan lain di kawasan industri strategis di Cilegon, Banten.

Bisnis Air bersih tersebut diolah dari beberapa sungai dan waduk, diantaranya Sungai Cindanau dan Waduk Nadra Krenceng.

KTI memiliki beberapa anak perusahaan yaitu PT Krakatau Tirta Operasi dan Pemeliharaan, 99,9% sahamnnya dimiliki oleh KTI, saham PT Krakatau Blue Water (KBW) 33% dimiliki KTI, PT PP Krakatau Tirta 30%, PT Krakatau Information Technology 11,72%.

(Baca: Jiwasraya dan Pekerjaan Rumah Erick Thohir)

Reporter: Fariha Sulmaihati