Pengusaha yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno tidak menutup peluang untuk membeli kembali saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Namun, dia masih mengevaluasi nilai saham perusahaan tersebut.
Sandi secara bertahap menjual saham Saratoga miliknya ketika bertarung dalam Pilpres 2019 sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Calon Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Juni 2018, Sandi masih mengempit 27,79% saham Saratoga. Sedangkan posisi kepemilikan saham Sandi Oktober 2019 hanya sebesar 21,51% di Saratoga.
"Lagi dilihat sih. Kalau dibilang belum ada minat itu tidak tepat. Itu masih dalam pembahasan," kata Sandi ketika ditemui di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (20/11).
Sandi pun mengaku selama enam bulan terakhir tidak ikut dalam pembicaraan bisnis Saratoga. Dia hanya diminta oleh anak usaha Saratoga untuk membantu mempromosikan produk baru dan membenahi media sosial. "Tapi sudah tidak bicara di tatanan strategis lagi," katanya.
Dia pun berencana memulai pembahasan bisnis dengan Saratoga pada tahun depan. "Mungkin awal tahun depan, kami akan sama-sama memetakan langkah saya ke mana, Saratoga ke mana," kata Sandi.
Saat ini Sandi menilai Saratoga dalam posisi yang sangat baik. Pasalnya, investasi yang ditaruh ke beberapa perusahaan menunjukkan hasil yang bagus.
Hal itu terlihat dari capaian perusahaan hingga triwulan ketiga 2019 di mana Saratoga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 7 triliun. Capaian tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang tercatat rugi bersih sebesar Rp 964,4 miliar.
(Baca: Sandiaga Uno Tegaskan Tak Ingin Duduki Jabatan di BUMN)
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah ke keterbukaan informasi pada Rabu (30/10), torehan laba bersih hingga akhir September ditopang oleh keuntungan bersih atas investasi pada efek ekuitas senilai Rp 5,85 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, Saratoga mencatatkan kerugian atas investasi sebesar Rp 1,15 triliun.
Beberapa portofolio investasi Saratoga yang turut menopang perolehan laba, diantaranya investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang hingga triwulan III 2019 berhasil menghasilkan keuntungan sebesar Rp 3,88 triliun, atau membaik dibandingkan tahun lalu yang merugi Rp 1,2 triliun.
Portofolio investasi milik perusahaan berkode emiten SRTG lainnya yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang pada periode ini menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,35 triliun, naik dibandingkan triwulan III 2018 yang hanya Rp 462,64 miliar.
Kemudian, investasi di saham di PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga menopang raihan laba Saratoga sebesar Rp 89,63 miliar. Pada periode sebelumnya Saratoga mengalami kerugian sebesar Rp 26,47 miliar dari investasi pada saham emiten tambang tersebut.
Kenaikan laba bersih perusahaan juga disebabkan oleh naiknya pendapatan dari penghasilan pembagian dividen, bunga, dan investasi. Total pendapatan dari pos ini hingga triwulan III 2019 sebesar Rp 1,66 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan dari pos ini hanya Rp 758,76 miliar.
Sumbangan terbesar pada pendapatan untuk Saratoga di pos tersebut yaitu dari pembagian dividen. Hingga September 2019, Saratoga mengantongi pendapatan senilai Rp 1,67 triliun dari pembagian dividen. Padahal di periode yang sama tahun lalu hanya mengantongi Rp 734,02 miliar.
(Baca: Saham Perusahaan Milik Erick Thohir dan Sandiaga Terus Menguat)