Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diramal bergerak menguat. Hal ini dipicu oleh beberapa sentimen global seperti meredanya konflik Amerika Serikat (AS)-Iran serta perjanjian dagang AS-Tiongkok yang akan diteken dalam waktu dekat.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (10/1) ditutup menguat tipis 0,01% di level 6.274,94.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyatakan IHSG pada sepekan ini, berpeluang bergerak terkonsolidasi menguat dengan support di level 6.270 sampai 6.218, sedangkan area resistance di rentang level 6.295 sampai 6.337.
"Sebaiknya pelaku pasar melakukan SOS atau penjualan ketika pasar mengalami penguatan," katanya.
(Baca: Dibayangi Konflik AS-Iran & Perlambatan Ekonomi, IHSG Hari Ini Stagnan)
Menurutnya, beberapa sentimen bakal mempengaruhi laju IHSG pada perdagangan pekan ini. Pasar menanti sentimen positif yang datang dari penandatanganan kesepakatan perdagangan antara AS dengan Tiongkok yang digelar pada 15 Januari 2020.
Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He dikabarkan akan bertolak ke Washington untuk menandatangani perjanjian fase pertama tersebut. Kesepakatan dagang sebelumnya sudah tercapai pada pertengahan Desember tahun lalu.
Oleh karena itu Hans menilai, penandatangan perjanjian dagang fase satu ini bisa menjadi sentimen positif, meski euforianya hanya berlangsung dalam jangka pendek di pasar. Sebab keduanya masih memiliki perbedaan dan isu tarif juga masih menjadi hambatan, sehingga berpotensi menciptakan konflik baru.
Sentimen lainnya yang mampu mendorong IHSG pekan ini menguat yaitu seiring dengan meredanya tensi ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran, pasca-serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soeimani. "Tetapi faktor kejutan masih sangat mungkin terjadi seperti statement dan potensi konflik lanjutan," kata Hans.
Sementara pada perdagangan hari ini, Senin (13/1), IHSG diprediksi bergerak positif ke zona hijau.
(Baca: IHSG Diprediksi Terus Turun, Beberapa Saham Blue Chip Direkomendasikan)
Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan secara teknikal, IHSG menunjukan potensi penguatan lanjutan ke area resistance.
Area resistance tersebut, berada pada rentang 6.304,05 hingga 6.336,92. Sementara itu, untuk area support, IHSG berpotensi bergerak di level 6.218,13 hingga 6.210,78.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, di antaranya, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Namun demikian, analis lain justsru memprediksi IHSG bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Analis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho Fitriyanto menngatakan, IHSG hari ini berpotensi bergerak terkereksi dengan area support di rentang 6.280 hingga 6.260. Sementara di area resistance, IHSG terkoreksi di rentang antara 6.356 hingga 6.328.
Menurutnya, IHSG diprediksi melanjutkan tren pelemahan secara teknikal. "Indikator stochastic masih menunjukkan kondisi jenuh jual sehingga berpotensi mendorong koreksi lanjutan," katanya.
Beberapa saham yang direkomendasi Nugroho untuk dicermati investor pada perdagangan hari ini, di antaranya saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).