PT Gudang Garam Tbk berencana membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 6-9 triliun. Dana investasi tersebut akan dipenuhi dari kas internal emiten berkode saham GGRM itu.
Namun, apakah Gudang Garam untung dalam mengerjakan proyek ini?
Proyek pembangunan bandara yang pertama kali dilakukan oleh swasta ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan skema itu, Gudang Garam akan mendapatkan masa konsesi atas bandara tersebut. Setelah masa konsesi habis, bandara tersebut akan dikembalikan kepada pemerintah.
Masa konsesi ini berpengaruh pada besaran pengembalian dana investasi pada perusahaan. Sehingga semakin lama masa konsesinya, maka perusahaan punya kesempatan lebih besar mengembalikan modal investasinya.
(Baca: Gudang Garam Gandeng AP I untuk Kelola Bandara di Kediri)
Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta mengatakan pihaknya masih membahas durasi masa konsesi bandara itu dengan Kementerian Perhubungan. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah mengatakan bahwa Gudang Garam akan mendapatkan masa konsesi sekitar 30 hingga 50 tahun.
Namun, perusahaan masih berharap dapat memperoleh konsesi lebih dari 50 tahun. "Kami berharap masa konsesi cukup panjang. Biar bagaimanapun, kami juga harus ada hitunganya," kata Istata ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (10/3).
Pembangunan bandara ini ditargetkan dapat dimulai pada 15 April 2020. Ia mengaku pihaknya tak mengejar keuntungan dalam proyek tersebut. Kendati demikian, konsesi lebih dari 50 tahun dibutuhkan agar perusahaan tak terlalu merugi.
Hal ini lantaran Gudang Garam tidak yakin tingkat pengembalian aset alias return on assets (ROA) dari pembangunan Bandara Kediri dapat mencapai di atas 10%. "Kalau mengharapkan (ROA) di atas 10-15% sudah banyak komersial yang masuk. Karena ini bukan proyek komersial," katanya.
(Baca: Menhub Sarankan Bandara Kediri Milik Gudang Garam Berstatus Nasional)
Melalui proyek pembangunan bandara ini, perusahaan ingin meningkatkan kontribusi bagi daerah sekitar, provinsi, juga negara. Pemerintah pun menyambut baik rencana tersebut dengan memasukkan proyek Bandara Kediri ini ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Yang penting tidak rugi terlalu besar. Untuk jangka panjang, ada efek positif untuk daerah, provinsi, dan negara," katanya.
Tahap pertama pembangunan bandara itu akan dibangun dengan luas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2400 meter x 45 meter. Bandara Dhoho di Kediri ini rencananya akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.