Sebagian wilayah Jawa sempat mengalami mati listrik sekitar 12 jam pada awal Agustus lalu. Riset OpenSignal menunjukkan, jaringan Indosat dan Tri merupakan yang terkena dampak paling parah akibat pemadaman listrik itu.
Dalam laporan terbarunya, OpenSignal menyebutkan bahwa ketersediaan jaringan generasi keempat (4G) di DKI Jakarta, hanya 87% saat mati listrik pada 4 Agustus lalu. “Untuk pengguna Indosat dan Tri, kami melihat ketersediaan 4G mereka secara dramatis turun menjadi di bawah 20 % pada jam-jam awal pemadaman,” demikian dikutip dari siaran resmi OpenSignal, kemarin (13/8).
OpenSignal mencatat, ketersediaan 4G Tri di DKI Jakarta menurun dari rata-rata 90,4 % menjadi 12,9 % pada pukul 13:00, awal Agustus lalu. Begitu pun dengan jaringan 4G Indosat menurun sekitar 14 jam, hingga akhirnya pulih sepenuhnya.
(Baca: Layanan Komunikasi, Bank, KRL Lumpuh Lebih 6 Jam Akibat Listrik Mati)
Ketersediaan 4G Smartfren, Telkomsel dan XL di DKI Jakarta juga menurun selama pemadaman listrik awal Agustus lalu. Namun, penurunan itu terpantau bertahap dan terbatas.
Jaringan 4G Telkomsel dan XL misalnya, sempat turun ke level terendah sekitar 50%. Penurunan kualitas layanan komunikasi keduanya masing-masing terjadi selama empat dan lima jam sejak listrik mati sekitar pukul 11.50 WIB.
Meski begitu, upaya pemulihan jaringan 4G Telkomsel an Indosat butuh waktu lebih lama dibanding operator lainnya. Di Jawa Barat misalnya, Telkomsel memulihkan layanan komunikasinya selama 19 jam.
OpenSignal justru mencatat, jaringan Smartfren merupakan yang paling kecil terkena dampak pemadaman listrik. Perusahaan riset itu mencatat, ketersediaan 4G operator ini sekitar 75% selama listrik mati.
“Hal ini kemungkinan karena jaringan Smartfren lebih fokus pada wilayah geografis yang terbatas daripada operator lain, sehingga berpotensi lebih mudah untuk pulih,” demikian dikutip dari laporan OpenSignal.
(Baca: Pasca-Listrik Mati, Jaringan Indosat dan Telkomsel Berangsur Pulih)
Dampak pemadaman listrik terhadap layanan komunikasi
DKI Jakarta | Jawa Barat | Banten | Jawa Timur | Jawa Tengah | Kalimantan | Sulawesi | Sumatera | DI Yogyakarta | |
Indosat | 14 jam | 19 jam | 14 jam | 13 jam | 13 jam | 14 jam | 13 jam | 11 jam | 4 jam |
XL | 12 jam | 18 jam | 11 jam | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak |
Smartfren | 11 jam | 10 jam | 8 jam | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak |
Telkomsel | 13 jam | 19 jam | 12 jam | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak | Tidak terdampak |
3 | 10 jam | 14 jam | 11 jam | 12 jam | 8 jam | 4 jam | 4 jam | 4 jam | 4 jam |
Sumber: OpenSignal
Adapun PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan, listrik mati disebabkan oleh sistem transmisi utara dari Rembang-Ungaran-Mandiraja dan selatan lewat Kediri-Kasugihan-Tasik yang bermasalah. Masing-masing sirkuit memiliki daya kirim sebesar 500 kilovolt.
Kendala tersebut menyebabkan listrik mati di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Banten, dan Jawa Barat. "Penopang jaringan backbone lewat dua transmisi, yaitu utara dan selatan, masing-masing memiliki dua sirkuit, jadi ada empat sirkuit," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani, beberapa waktu lalu (5/8).
(Baca: Datangi Kantor PLN, Jokowi Marah Minta Listrik Mati Tak Terulang Lagi )