Bos Taksi di Malaysia Shamsubahrin Ismail kembali membuat pernyataan terkait Gojek. Alhasil, sekitar 500 pengemudi ojek online berunjuk rasa di Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia pada siang hari ini (3/9).
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, pengemudi ojek online yang berunjuk rasa berasal dari DKI Jakarta. “Ada sekitar 500. Kami masih koordinasi,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (3/9).
Mereka menuntut agar Shamsubahrin Ismail meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khususnya pengemudi ojek online. “Kami masih tunggu jawaban dari Kedubes Malaysia,” kata Igun.
Sebenarnya, kasus ini sudah dianggap selesai ketika Pendiri Big Blue Taxi Services itu menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui konferensi pers pekan lalu (29/8). Perwakilan pengemudi ojek online pun sudah bertemu dengan Kedubes Malaysia.
(Baca: Usai Bertemu Dubes Malaysia, Asosiasi Ojek Anggap Kasus Hinaan Selesai)
Namun, Bos Taksi di Malaysia itu kembali menyinggung perasaan mitra Gojek dan Grab. Sebab, ia mengatakan bahwa pengemudi ojek online itu pekerjaan tidak tetap. Dia tidak ingin masyarakat di negaranya bekerja seperti itu.
“Rakyat Islam Indonesia tak salah, kalau dikatakan miskin. Yang salah itu kerajaan Indonesia. Pemerintah Indonesia yang salah. Jadi pemerintah di Malaysia tidak perlu mengikuti jejak kesalahan itu. Kenapa kita membiarkan anak muda di Malaysia bekerja tanpa gaji tetap, untuk bawa Gojek?” katanya, dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Sebelumnya, ia mengatakan bahwa dirinya tidak setuju Gojek hadir di Malaysia. "Gojek sebagai perusahaan transportasi tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda Malaysia pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu," katanya dikutip dari Free Malaysia Today, beberapa waktu lalu (21/8).
(Baca: Gojek ‘Dihina’ di Malaysia, 10 Ribu Ojek Online Demo Akhir Pekan Ini)
Bahkan, menurutnya budaya Indonesia dan Malaysia berbeda. Di Indonesia, menurutnya perempuan dapat memeluk pengendara yang kebanyakan adalah laki-laki. “Gojek bisa diterapkan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,” kata Shamsubahrin.
Dia menegaskan bahwa dirinya siap mengajukan protes jika pemerintah tetap mengizinkan Gojek hadir di Malaysia. “Ini akan menjadi kesalahan besar jika kabinet setuju. In bukan ancaman, tetapi jangan berpikir bahwa popularitas PH (partai pakatan harapan) akan meningkat atau dapat memenangkan pemilihan umum berikutnya,” katanya.
Terkait pernyataannya ini, ia sudah meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Kini, ia kembali berkomentar mengenai pengemudi ojek online.
(Baca: Bos Taksi Malaysia Rival Gojek, Berbisnis Ternak hingga E-commerce )