Wakil Menteri BUMN Minta Bantuan Ventilator ke CEO Tesla Elon Musk

ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier/AWW/dj
Ilustrasi, seorang pasien yang terinfeksi virus corona memakai memakai masker snorkeling Easybreath full-face yang diberikan oleh Decathlon dan diubah menjadi ventilator untuk pengobatan infeksi virus di unit perawatan intensif di klinik Ambroise Pare di Neully-sur-Seine dekat Paris, ditengah mewabahnya virus corona di Prancis, Rabu (1/4/2020).
6/4/2020, 19.13 WIB

Alat Pelindung Diri (APD) hingga ventilator diburu banyak negara karena jumlah kasus positif Covid-19 terus meningkat. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin bahkan meminta bantuan CEO Tesla Elon Musk untuk mendapatkan alat bantu pernapasan tersebut.

Hal itu bermula ketika Musk menawarkan ventilator yang diproduksi perusahaannya melalui Twitter. Budi langsung membalas cuitan tersebut.

Budi mengatakan, pemerintah mengelola 70 rumah sakit dengan sekitar 6.500 tempat tidur di Indonesia untuk mengatasi pandemi corona. “Kami sedang mencari 300-400 ventilator tambahan secepat mungkin untuk digunakan dalam mengatasi pasien baru positif virus corona,” katanya melalui akun Twitter @BudiGSadikin, kemarin (5/4).

(Baca: Elon Musk hingga FBI Ragu Keamanan Zoom, Penggunanya Justru Melonjak)

Musk membeli 1.255 ventilator dari Tiongkok. Alat bantu pernapasan ini rencananya akan didistribusikan ke Los Angeles dan sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS).

“Akan dikirimkan ke rumah sakit di seluruh dunia dalam wilayah pengiriman Tesla,” katanya melalui akun @elonmusk.

Perangkat dan biaya pengiriman gratis. "Satu-satunya persyaratan, ventilator segera digunakan untuk pasien, tidak disimpan di Gudang,” kata Musk.

Tesla merupakan perusahaan otomotif asal AS. Dikutip dari TechCrunch, para insinyur Tesla mengembangkan lubang ventilator dengan suku cadang untuk kendaraannya.

Selain Tesla, Ford dan GE memproduksi ventilator untuk sementara. Mereka juga menggunakan suku cadang kendaraannya sendiri untuk mengembangkan alat bantu pernapasan, respirator, dan pelindung wajah.

(Baca: Satgas Covid-19: RI Bakal Produksi Massal APD dengan Bahan Baku Lokal)

Di Indonesia, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, APD akan diproduksi secara massal menggunakan bahan baku lokal. Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pun tengah melakukan riset untuk bisa memproduksi ventilator.

Tentunya, APD yang diproduksi sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Ketergantungan kita untuk mendapatkan bahan baku APD dari luar negeri akan bisa teratasi,” kata Doni usai rapat terbatas melalui video conference, Senin (6/4).

Dengan begitu, Doni berharap kebutuhan ventilator bisa dipenuhi di dalam negeri.“Gugus Tugas akan mendukung penuh manakala ventilator yang diproduksi lokal ini dapat dioperasionalkan. Tentunya sesuai dengan ketentuan dan standar yang dikeluarkan Kemenkes,” ujar Doni.

Berdasakan data Kemenkes, jumlah ventilator yang ada di Indonesia sebanyak 8.396 hingga saat ini. (Baca: Pasien Corona Melonjak, Mercedes Produksi Ribuan Alat Bantu Pernapasan)

Reporter: Cindy Mutia Annur