Indonesia Pasti Bisa Galang Rp 10 M untuk Produksi Alat Tes Covid-19

Gerakan Indonesia Pasti Bisa
Gerakan Indonesia Pasti Bisa berhasil menggalang dana hingga Rp 10 miliar untuk penanganan virus corona.
Editor: Agustiyanti
28/4/2020, 11.45 WIB

Gerakan Indonesia Pasti Bisa yang didukung oleh donatur seperti perusahaan modal ventura East Ventures, Tokopedia, hingga CEO Bytedance Zhang Yiming berhasil menggalang dana hingga Rp 10 miliar. Dana akan digunakan untuk pengembangan alat tes covid-19.

Dana terkumpul selama empat pekan setelah penggalangan pertama dimulai. Total sudah ada lebih dari 2.000 individu dan korporasi, baik dari dalam maupun luar negeri ikut berpartisipasi sebagai donatur.

Beberapa donatur lokal datang dari perusahaan modal ventura seperti East Ventures dan AC Ventures. Ada juga beberapa perusahaan digital seperti Tokopedia, Sociolla, Waresix, hingga Traveloka.

Donasi pun datang dari komunitas internasional, seperti Pavilion Capital, Adams Street Partners, hingga CEO ByteDance yang merupakan perusahaan pengembang aplikasi TikTok, Zhang Yiming.

Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, donasi yang datang dari komunitas internasional merupakan bentuk dukungan gerakan lintas negara dalam menangani Covid-19. Begitu pula dengan terlibatnya banyak perusahaan startup.
 
"Perusahaan startup terlibat dalam penggalangan dana merupakan bukti semangat gotong royong dalam menanggulangi covid-19," kata Wilson dalam siaran pers pada Senin (27/4). 

(Baca: Bertambah 214 Kasus, Positif Virus Corona di RI Tembus 9.000 Orang)

Sejak penggalangan pertama, donatur menyalurkan donasinya melalui aplikasi KoinWorks, Komunal, StockBit, dan situs web indonesiapastibisa.com. Penggunaan dan pengelolaan dana juga diaudit oleh PwC.

Donasi Rp 10 miliar yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan produksi 100 ribu test kit berupa real-time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). 

Pengembangan dan produksi RT-PCR itu menjadi salah satu proyek dari Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) bentukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, RT-PCR merupakan standar utama dalam diagnosis infeksi covid-19. Teknologi tersebut digunakan untuk mendeteksi virus dengan memeriksa sampel genetika yang diambil dari rongga hidung atau rongga mulut pasien.

(Baca: Triputra Agro Donasikan 3.000 Paket Sembako lewat Gerakan #BagiAsa)

Di Indonesia, prototipe alat tersebut dikembangkan oleh startup bioteknologi lokal Nusantics, Lembaga Eijkman dan Litbangkes. Nantinya, hasil pengembangan itu akan diproduksi oleh Bio Farma dan Indonesia International Institute for Life Science. 

Bantuan donasi dari Indonesia Pasti Bisa akan dipakai untuk penyediaan bahan baku produksi RT-PCR. Sebesar Rp 5 miliar sudah disalurkan untuk penyediaan bahan baku. Sebagian dana juga akan digunakan untuk mendukung proses distribusi alat dari pabrik ke pengguna. 

"Ekosistem inovasi yang telah terbangun dalam TFRIC19 ini dapat mendorong percepatan pengembangan produk dalam negeri, guna mengatasi wabah covid-19. Salah satunya seperti PCR test kit ini," kata Hammam.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan