Galang Investasi, RedDoorz Target Jadi Unicorn Tahun Depan

reddoorz
(ki-ka) Country Marketing Director RedDoorz Indonesia, Sandy Maulana dan President Director RedDoorz Indonesia, Mohit Gandas hadir pada media luncheon yang merupakan rangkaian Kampanye #BisaAja pada hari Selasa (22/10/2019) di Jakarta. RedDoorz menargetkan bisa menjadi unicorn tahun depan.
22/10/2019, 18.48 WIB

Startup properti asal Singapura, RedDoorz berencana menggalang pendanaan dalam waktu dekat. Penyedia platform pemesanan dan manajemen hotel ini pun menargetkan bisa menyandang status unicorn tahun depan.

Unicorn merupakan sebutan bagi startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar. “Kemungkinan pendanaan (selanjutnya) seri D,” kata President Director RedDoorz Indonesia Mohit Gandas di Jakarta, Selasa (22/10). Hanya, ia enggan merinci waktu pelaksanaannya.

Perusahaan rintisan ini sudah beroperasi di Indonesia, Singapura, Filipina dan Vietnam. Pada Kuartal I 2020, RedDoorz berencana masuk ke Thailand.

Di Indonesia, RedDoorz telah menggaet 1.200 jaringan hotel. Jumlahnya ditarget mencapai 1.500 pada akhir tahun ini. Secara keseluruhan, perusahaan rintisan ini membidik 5 ribu properti pada akhir 2020.

Startup properti ini mencatat sudah mengumpulkan total investasi US$ 140 juta per 2015. Yang teranyar, perusahaan rintisan ini memeroleh pendanaan seri C US$ 70 juta atau sekitar Rp 998 miliar pada Agustus lalu.

(Baca: Dapat Tambahan Modal Rp 998 Miliar, RedDoorz Bakal Ekspansi)

Pendanaan yang diperoleh bakal dipakai untuk memperluas pasar dan memperkuat posisi di Asia Tenggara. Sebagian besar dari hasil pendanaan ini pun bakal dipakai untuk membangun pusat teknologi di Vietnam, melengkapi yang ada di India.

Perusahaan juga berencana meningkatkan kualitas staf hotel di empat negara. Setidaknya ada sekitar 10 ribu pegawai yang bakal diberi pelatihan.

Perusahaan mencatat, ada 600 ribu pemesanan kamar setiap bulannya di Asia Tenggara sejak awal tahun hingga September 2019. “Targetnya, hingga akhir tahun dapat mencapai 1 juta pemesanan kamar,” kata dia.

(Baca: Bos Grab dan RedDoorz Tanggapi Pendiri Gojek Jadi Calon Menteri)

Terkait jumlah pengguna, Indonesia merupakan kontributor terbesar. Rinciannya, Indonesia (75%), Filipina (15%), Vietnam (8%), dan Singapura (3%). 

Meski ingin meningkatkan valuasi dan menjadi unicorn, perusahaan juga mengkaji potensi pencatatan saham perdana (Initial public offering/IPO). Namun, aksi korporasi itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. “Kami berencana untuk melakukannya pada 2022 atau 2023,” katanya.

Namun, ia enggan menjelaskan lebih rinci mengenai rencana IPO tersebut. “Karena saat ini perusahaan kami masih ingin berfokus pada ekspansi jaringan di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata dia.

(Baca: RedDoorz Bakal Gaji Milenial Rp 10 Juta per Bulan untuk Pelesiran)

Reporter: Cindy Mutia Annur