Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Setelah Singapura, Startup Logistik RI Ritase Incar Pasar ASEAN Lain

Ilustrasi, bongkar muat peti kemas di Terminal Koja Tanjung Priok Jakarta (18/9).
15/12/2019, 06.00 WIB

Startup logistik Tanah Air Ritase sudah ekspansi ke Singapura tahun ini. Ke depan, perusahaan rintisan ini ingin merambah negara ASEAN lainnya. Ritase pun tengah mengkaji peluang pasarnya.

Pendiri sekaligus CEO Ritase Iman Kusnadi mengatakan, perusahaan bakal merambah negara yang permintaan logistiknya tinggi. Namun, ia belum mau membocorkan negara mana yang potensial untuk dijajaki pasarnya.

“Kalau konsumen inginnya (banyak kirim barang) ke Manila, kami ke sana. Begitu juga Malaysia dan kota di negara lainnya,” kata Iman kepada Katadata.co.id di Jakarta, Kamis (12/12) lalu.

Ritase merupakan penyedia layanan solusi bisnis (Software as a Services/SaaS), yang memungkinkan pengirim barang memantau distribusi secara real-time. Perusahaan rintisan ini berfokus menyederhanakan rantai pasok distribusi logistik, dengan menyediakan truk.

(Baca: Dapat Modal Rp 119,5 M, Startup Logistik Ritase Ekspansi ke Singapura)

Di Singapura, Ritase baru menyediakan layanan SaaS, belum marketplace logistiknya. “Ke depan, kami ingin ekspansi karena konsumen kami, perusahaan multinasional ada di ASEAN,” kata dia.

Di Singapura, Ritase ingin menggaet pasar di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) skala global di Singapura. Ritase juga telah bekerja sama dengan pemegang merek seperti Nestlé, Unilever, Japfa, Lotte, dan lainnya.

Ritase juga membuat showroom truk di Bekasi dan platform marketplace jual beli truk bekas. Kini, para pengemudi truk juga bisa mengganti spare part dan mengisi bensin melalui platform Ritase.

Perusahaan tersebut telah melayani puluhan ribu pengiriman per bulan melalui platform-nya. Startup yang berdiri pada 2017 ini telah menggaet 500 perusahaan transportasi kecil dan menengah. Saat ini, Ritase memiliki lebih dari 15 ribu truk.

(Baca: Berkah E-commerce, 5 Startup Logistik Dapat Investasi Sejak Awal 2019)

Sebelumnya, Ritase mengumumkan perolehan pendanaan seri A US$ 8,5 juta atau sekitar Rp 119,5 miliar. Pendanaan ini berasal dari Golden Gate Ventures, dengan partisipasi Jafco Asia dan ZWC Ventures.

Pada Mei tahun lalu, Ritase memperoleh pendanaan pra-seri A US$ 4,4 juta atau sekitar Rp 61,6 miliar. Modal tersebut didapat dari Insignia Ventures Partners, Mitsubishi Corporation, Beenext, Skystar Capital, dan modal ventura Agung.

Rencananya, tambahan modal ini akan digunakan Ritase untuk mempercepat inovasi, pengembangan bisnis di Indonesia, dan ekspansi ke Singapura. “Setelah Singapura, kami akan memutuskan pasar regional mana yang akan disasar. Ini bisa Malaysia, Filipina atau Thailand,” kata Founder sekaligus CEO Ritase Iman Kusnadi dikutip dari Kr-Asia, beberapa waktu lalu (4/7).

(Baca: Mantan Petinggi Kudo Bangun Startup Logistik, Logisly)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData