Kemenparekraf Lihat Positif Penurunan Investasi ke Gojek dan Tokopedia

123RF.com/Dejan Bozic
Ilustrasi startup
18/2/2020, 19.29 WIB

Nilai investasi yang masuk ke startup skala besar seperti Gojek dan Tokopedia menurun pada tahun lalu, berdasarkan data Cento Ventures. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai, kondisi ini merupakan hal yang positif.

Sebab, hal itu menandakan bahwa investor menanamkan modalnya ke startup skala kecil dan menengah. “Itu kondisi yang bagus," kata Deputi Akses Permodalan Kemenparekraf Fadjar Hutomo di Jakarta, Selasa (18/2).

Semakin banyak investasi masuk ke startup kecil dan menengah menunjukkan bahwa ekosistemnya bakal terbangun. Hal ini juga bisa mendorong pemerataan investasi.

Kendati mulai masuk ke startup kecil, menurutnya investor pasti berhadapan dengan strategi ‘bakar uang’ atau kurva S. Artinya, investasinya bersifat jangka panjang. “Padahal butuh cashflow,” katanya.

(Baca: Unicorn Minim Suntikan, Investasi ke Startup Indonesia Anjlok 40,3%)

Karena itu, investor lebih tertarik mendanai startup yang perputaran uangnya cepat. Di sektor ekonomi kreatif misalnya, Kopi Kenangan dan Warung Upnormal diminati investor.

Tahun lalu, Kopi Kenangan mendapatkan pendanaan US$ 20 juta (sekitar Rp 288 milliar) dari Sequoia India. Fore Coffee juga meraih investasi US$ 8,5 juta (Rp 127 miliar) dari East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Venture Partners, dan beberapa angel investor. 

Cento Ventures memang mencatat bahwa investasi ke startup kecil dan menengah meningkat pada tahun lalu. Hal itu terlihat dari kesepakatan investasi di bawah US$ 500 ribu naik dari 114 pada 2018 menjadi 255 tahun lalu.

Suntikan modal sekitar US$ 500 ribu-US$ 2 juta naik dari 92 menjadi 136 pada 2019. Investasi senilai US$ 2 juta-US$ 5 juta juga meningkat dari 54 menjadi 89 pada tahun lalu.

(Baca: Riset Google: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Saat Ini Rp 568 Triliun)

Sedangkan kesepakatan pendanaan lebih dari US$ 50 juta justru turun dari 20 menjadi 16 pada 2019. Investasi dengan nilai yang besar ini menyasar startup yang valuasinya besar seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak dan OVO.

Nilai investasi yang masuk ke startup Indonesia menurun 40,3% dari US$ 3,99 miliar pada 2018 menjadi US$ 2,38 miliar (sekitar Rp 32,54 triliun) tahun lalu. Meski begitu, jumlah kesepakatannya meningkat.

Berdasarkan data Cento Ventures, jumlah pendanaan naik dari 104 pada 2018 menjadi 131 kesepakatan tahun lalu. Itu artinya, investasi yang masuk ke startup Indonesia lebih banyak yang nilainya kecil.

(Baca: East Ventures Pimpin Investasi di Startup Kuliner Sehat Asal Surabaya)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan