Startup teknologi pertanian (agritech) TaniHub menargetkan bisa mengekspor langsung produk petani lokal ke luar negeri pada tahun depan. Saat ini, TaniHub baru menyalurkan produk petani lokal untuk para eksportir.
"Sekarang tidak ekspor langsung tapi melalui fasilitasi eksportir. Tahun depan targetnya bisa ekspor," kata Co-founder dan Presiden TaniHub Pamitra Wineka di Jakarta, Selasa (3/3).
Pamitra menyebut, perusahaan akan terlebih dahulu memperkuat bisnis dan basis produknya di dalam negeri. Menurutnya, Tanihub masih fokus melayani permintaan produk pertanian di dalam negeri karena pasarnya besar.
"Makanya market Indonesia dulu, kalau sudah oke, baru ke luar," ujarnya.
(Baca: TaniHub Catat Bisnis Tumbuh 200% pada Tahun Ini )
Meski demikian, pihaknya belum memiliki target khusus negara mana yang menjadi tujuan ekspor produk petani lokal. Hanya saja, dirinya cukup yakin permintaan dari luar negeri cukup besar.
Saat ini, TaniHub telah bekerjasama dengan 30.000 orang petani di seluruh Indonesia. Hingga lima tahun ke depan, TaniHub menargetkan bisa menjaring sampai 1 juta petani. Dia optimistis target tersebut bisa dicapai, kendati masih ada kendala komitmen petani itu sendiri.
Pasalnya, banyak petani yang menjadikan profesinya tersebut sebagai sampingan atau berstatus sebagai buruh tani. "Target kami 1 juta itu benar-benar petani. Ada 27 juta petani di Indonesia. Tapi itu tidak murni petani, ada yang buruh, atau hanya menyambi," ujar dia.
Adapun dari sisi kinerja keuangan, sepanjang tahun lalu TaniHub mencatat pertumbuhan penjualan (Gross Merchandise Value/GMV) hingga 268,2% dibandingkan 2018. Tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan naik minimum tiga kali lipat. Produk perishable atau produk segar yang gampang rusak menjadi produk paling berkontribusi pada pertumbuhan bisnis TaniHub.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan telah membangun fasilitas distribusi regional di lima kota, yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. TaniHub juga tengah membangun fasilitas pemrosesan dan pengemasan di Malang dan berencana menambah satu lagi di tahun ini.
(Baca: TaniFund Target Salurkan Kredit Rp 160 Miliar Tahun Ini)
TaniHub sedang mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning baru untuk mengintegrasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi.
Untuk fasilitasi pendanaan petani, TaniHub mempunyai fintech lending TaniFund.
Yang mana hingga saat ini, TaniFund telah menyalurkan pinjaman pada 1.500 petani dengan total pinjaman mencapai US$6,2 juta atau setara Rp 86,8 miliar. Pinjaman diberikan pada 140 proyek budidaya tanaman dan pembiayaan transaksi penjualan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, UMKM di sektor pertanian memerlukan mitra seperti TaniHub untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya. Di sektor pertanian dan perikanan pihaknya menggandeng startup-startup termasuk TaniHub. Selain itu, startup lainnya yang juga dilibatkan antara lain Sayurbox dan Aruna.
"Di desa sudah ada internet. Yang diperlukan bukan metodologi. Yang dibutuhkan itu seller yang bisa menjadi penjual di online untuk produk sektor mikro. Butuh sebanyak-banyaknya," ujar Teten di Jakarta, Selasa (3/2).