Kominfo Sebut 49% Infrastruktur Telekomunikasi di Sulteng Pulih

ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang
Prajurit TNI AD bersiap menaiki KRI Makassar di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (30/9) malam. Sebanyak 1.500 personel TNI AD terdiri dari Divisi Infanteri 3 Kostrad dan Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandra Gunabeserta tim relawan Basarnas diberangkatkan ke lokasi bencana Gempa Tsunami Donggala-Palu.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
3/10/2018, 11.21 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, sekitar 1.575 atau 49% dari total 3.500 Base Transceiver Station (BTS) di Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah pulih. Alhasil, layanan telekomunikasi seperti telepon dan SMS sudah bisa digunakan oleh penduduk di wilayah terdampak gempa dan tsunami di Donggala serta Palu.

Menteri Kominfo Rudiantara menyampaikan, BTS yang beroperasi ketika terjadi gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala pada Jumat (28/9) lalu hanya 13% atau sekitar 455 unit. Pada keesokan harinya (29/9), jumlah BTS yang beroperasi turun menjadi 11% atau sekitar 385 unit.

Kini, BTS yang beroperasi jumlahnya bertambah menjadi 49% atau 1.575. "Di Palu, BTS yang beroperasi 16% (560 unit), di Donggala 25% (875) dan sigi 14% (490)," ujar dia dalam siaran pers, Selasa (2/10).

Ia menjelaskan, penyebab BTS tidak beroperasi adalah karena kehilangan pasokan daya listrik. Sebab, bencana gempa bumi dan tsunami membuat beberapa pembangkit listrik rusak. Di satu sisi, sekalipun ada infrastruktur seperti genset, beberapa lokasi seperti Rumah Sakit, Bandara, Pelabuhan, hingga kantor pemerintahan lebih membutuhkan listrik untuk penanganan korban.

(Baca: Pertamina: Tak Ada Kenaikan Harga BBM di Palu-Donggala, Pasokan Aman)

Maka dari itu, pemulihan daya listrik menjadi prioritas supaya BTS bisa pulih 100%. "Semoga pada 5 Oktober nanti, listrik sudah lebih baik dari sekarang. Umumnya, kalau listrik sudah masuk, beberapa gardu induk dan transmisi normal," katanya.

Ia menjelaskan, BTS bisa beroperasi 2-5 jam jika ada pasokan listrik. Itu pun hanya di lokasi yang strukturnya masih baik. "Jika tower ambles maka penanganannya lebih lama lagi sebab harus diganti."

Kabar baiknya, ia sudah mendapatkan jaminan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa akan pasokan solar untuk menyalakan genset di beberapa lokasi seperti rumah sakit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), dan kantor pemerintah hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Meski begitu, Kementerian Kominfo juga menyediakan infrastruktur telekomunikasi seperti 65 telepon satelit ke Sulteng. Infrastruktur tersebut bakal digunakan oleh regu Search And Rescue (SAR) yang dipimpin Danrem Palu dalam upaya penyisiran dan pertolongan korban bencana.

(Baca juga: Raja Salman dan Erdogan Tawarkan Bantuan bagi Korban Tsunami Palu)

Selain itu, BUMN seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) juga memperbaiki infrastruktur telekomunikasinya. "Telkom juga sudah bisa mengoperasikan jaringan seluler. Sekarang sudah ada 10 lokasi bebas wifi di Kota Palu dan 10 lokasi di Donggala. Setidaknya ada 37 lokasi bebas wifi di Sulteng yang digratiskan untuk masyarakat," ujarnya.

Indosat juga memberikan layanan telepon dan SMS gratis ke semua operator bagi warga di sekitar Palu hingga 14 Oktober 2018. President Director & CEO Indosat Ooredoo Joy Wahjudi mengatakan, pengguna bisa menggunakan layanan secara gratis tanpa harus mendaftar terlebih dulu.

Reporter: Desy Setyowati