Grab Buka Suara soal Pengguna Grabwheels Tewas Tertabrak Mobil

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Manajemen Grab telah menghubungi keluarga pengguna Grabwheels yang mengalami kecelakaan dan siap memberikan bantuan penuh.
Editor: Agustiyanti
14/11/2019, 07.38 WIB

Layanan on demand, Grab buka suara atas peristiwa kecelakaan yang menewaskan dua pengguna skuter listrik GrabWheels di kawasan Senayan pada Minggu (10/11) dini hari. Peristiwa tabrakan mobil ini juga melukai empat pengguna lainnya.

"Grab berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan penggunaan GrabWheels melalui edukasi kepada pengguna dan bekerja sama dengan pihak terkait dalam upaya menjaga keselamatan," ujar CEO of GrabWheels, TJ Tham melalui pernyataan tertulisnya, Rabu (13/11).

Tham mengatakan, pihaknya telah menghubungi keluarga pengguna, serta siap memberikan dukungan penuh serta bantuan yang dibutuhkan. 

"Segenap manajemen Grab menyesali kejadian ini dan turut berduka cita bagi keluarga dan rekan yang ditinggalkan," kata dia.

Ia mengingatkan, pengguna GrabWheels harus mengikuti standar operasional prosedur untuk menjaga keselamatan. Beberapa diantaranya, yakni memastikan rem berfungsi ketika kunci dibuka, menggunakan piranti keselematan seperti helm, serta menginjak rem kaki untuk melambat atau berhenti.

(Baca: Grab & Gojek Belum Bisa Pastikan Mitranya Pelaku Bom Bunuh Diri Medan)

Selain itu, pengguna juga haru turun dan menuntun skuter saat melewati medan yang curam, tidak rata, atau basah. Pastikan lampu selalu menyala, pakai sepatu untuk melindungi kaki, dan perhatikan lingkungan sekitar.

Pengguna, menurut dia, juga harus memperhatikan batas kecepatan maksimal 15 km/jam, selalu berada di sebelah kiri jalan, tidak melawan arus, dan dilarang berkendara lebih dari satu orang.

"Selalu kembalikan e-Skuter di tempat parkir GrabWheels untuk menghindari denda Rp 300 ribu," jelas dia.

Wanda (18) yang merupakan salah satu korban selamat bercerita, ia dan lima rekannya pergi ke FX Sudirman sekitar pukul 23.00 WIB. Namun karena kondisi ramai, mereka baru berhasil memperoleh tiga unit skuter selang tiga jam kemudian. 

"Kami tidak tahu siapa yang koordinir karena tidak ada petugas yang pakai atribut,"  ujar Wanda, seperti dikutip dari Antara.

 (Baca: Terkait Atribut Pelaku Bom Bunuh Diri, Menhub Panggil Gojek dan Grab)

Dari tiga  skuter yang tersedia, hanya satu yang dilengkapi helm pengaman. Sedangkan empat orang lainnya melaju tanpa pengaman helm.

"Kami naik boncengan, satu skuter dua orang, saat itu cuma satu yang pakai helm," katanya.

Saat melintas di atas trotoar Jalan Pintu 1 Senayan,  menurut dia, satu skuter kehabisan baterai. Akibatnya salah satu skuter terpaksa digunakan oleh tiga orang.

Sementara itu, satu skuter lain digunakan oleh satu orang yang menarik skuter yang kehabisan baterai yang juga dinaiki satu orang.

Mereka pun turun dari trotoar untuk menyeberang ke titik putar median di jalan dekat Gerbang Patung Panahan untuk mengembalikan skuter yang kehabisan baterai. Lalu, tiba-tiba mobil jenis Toyota Camry hitam berkecepatan tinggi melaju dari arah belakang mengarah ke Jalan Sudirman menabrak mereka. 

Akibat kejadian tersebut, dua orang tewas dan empat orang lainnya luka-luka. Polisi menyebut kecelakaan tersebut bukan tabrak lari, lantaran pengendara dan penumpang mobil sempat menelepon ambulans dan meminta pertolongan pada satpam di gedung yang ada di sekitar lokasi. 

Namun, polisi menemukan pengendara dalam pengaruh alkohol. Saat ini, kejadian tersebut masih dalam penyeledikan polisi. 

Reporter: Tri Kurnia Yunianto