Bug Facebook Membuat Informasi Resmi Tentang Virus Corona Sebagai Spam

Katadata
Ilustrasi, aplikasi mobile facebook. Aplikasi media sosial, Facebook mendapat banyak keluhan karena bug pada servernya menyebabkan informasi resmi mengenai virus corona dikategorikan sebagai spam dan dihapus.
19/3/2020, 10.57 WIB

Bug atau kesalahan pada server Facebook membuat berbagai topik yang diunggah, termasuk informasi resmi tentang virus corona terhapus karena dianggap sebagai spam.

Bug ini membuat Facebook mendapatkan banyak keluhan dari para penggunanya, baik lewat aplikasinya maupun aplikasi berbagi foto, Instagram.

Mengutip Reuters, Rabu (18/3), menanggapi persoalan tersebut, Facebook menyatakan bahwa pihaknya telah memulihkan permasalahan sistem tersebut.

Wakil Presiden Integritas Facebook, Guy Rosen menjelaskan, bug itu diketahui sebagai sistem anti-spam. Sehingga, menurutnya bug itu tidak terkait dengan perubahan apa pun dalam moderator konten Facebook.

Terkait dengan unggahan yang oleh bug tersebut dianggap spam, Guy menjelaskan, Facebook telah memulihkan semua unggahan yang dihapus secara tidak benar, tak hanya terkait virus corona saja, melainkan semua topik.

"(Bug) ini adalah masalah dengan sistem otomatis yang seharusnya menghapus tautan ke situs yang menyesatkan, tetapi dengan salah menghapus banyak unggahan lain juga," ujar Guy seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).

(Baca: Tekan Hoaks Corona, WhatsApp Buat Pusat Informasi dan Kucurkan Rp 15 M)

Sejumlah pengguna Facebook sempat berbagi tangkapan layar (screen shot) dengan Reuters, tentang pemberitahuan yang mereka terima dari artikel-artikel yang dibuat dari media internasional ternama, termasuk Axios dan The Atlantic, yang dianggap telah melanggar pedoman komunitas Facebook akibat bug tersebut.

Salah seorang pengguna Facebook mengatakan, ia menerima pesan yang mengatakan 'tautan tidak diizinkan' setelah ia mencoba mengunggah artikel Vox tentang virus corona di profil Instagram miliknya.

Melalui unggahan di blognya, Facebook menyatakan investasi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir memberikan kesiapan untuk menghadapi situasi tentang keamanan di platform. Peningkatan 'deteksi proaktif' bakal dilakukan untuk menghapus konten yang dianggap melanggar pedoman perusahaan.

"Mungkin ada beberapa batasan untuk pendekatan ini, kami mungkin melihat beberapa waktu respon yang lebih lama dan membuat lebih banyak kesalahan sebagai hasilnya," tulis Facebook dalam tulisan "Keeping People Safe and Informed About the Coronavirus", dikutip Kamis (19/3).

(Baca: Kominfo Bakal Luncurkan Chatbot untuk Tangkal Hoaks Virus Corona Besok)

Reporter: Cindy Mutia Annur