Pemerintah mengimbau perusahaan menerapkan kerja dari rumah alias Work from Home guna menekan penyebaran virus corona. Kebijakan itu membuat trafik internet Telkomsel hingga XL Axiata melonjak.
Telkomsel mencatat, trafik komunikasi payload untuk layanan berbasis data dan digital alias internet naik 5% dibanding periode sebelum pengumuman kuota gratis. Khusus untuk belajar online saja, trafik datanya melonjak 236%.
Sebagaimana diketahui, Telkomsel bekerja sama dengan beberapa startup pendidikan seperti Ruangguru untuk menyediakan kuota internet gratis 30 Gigabyte (GB). Hal ini guna mendukung pelajar belajar dari rumah.
Trafik data untuk aplikasi percakapan juga naik 19%, gim online 13% dan layanan digital berbasis cloud storage atau penunjang sistem aplikasi meningkat 10,4%. Trafik payload lainnya seperti layanan content provider, digital advertising, video streaming, dan meramban (browsing) masing-masing naik 8,2%, 7,5%, 7,3%, dan 5,2%.
(Baca: 1 Juta Konsumen Ruangguru Pakai Kuota Gratis, Trafik Telkomsel Meroket)
Pengguna di Jawa Barat menyumbang kenaikan trafik payload terbesar, kontribusinya 7,9% terhadap total peningkatan. Kontribusi daerah lainnya yakni Jawa Tengah (6,9%), Jawa Timur (5%), Sumatera Bagian Tengah (4,7%), dan Sumatera Bagian Selatan (4.2%).
“Telkomsel akan terus memantau pergerakan trafik layanan telekomunikasi,” kata Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin dalam siaran pers, Kamis (19/3).
Perusahaan telah melakukan beberapa upaya untuk mengamankan trafik jaringan. Di antaranya menyiapkan kapasitas tambahan, serta memaksimalkan fungsi seluruh spektrum besar yakni frekuensi 900, 1800, 2100, dan 2300 Mhz.
Hal serupa dirasakan oleh 3 Indonesia. Berdasarkan pantauan perusahaan, trafik data pada Senin (16/3) naik 15-20% dibanding hari yang sama pekan sebelumnya. Sedangkan trafik telepon meningkat 5-10%.
(Baca: Pengguna Gim Online Melonjak hingga ‘Down’ Imbas Pandemi Corona)
Aplikasi yang menyumbang peningkatan trafik internet yakni WhatsApp, YouTube, Facebook, dan gim Mobile Legend. “WhatsApp bisa digunakan untuk conference call dan video call oleh mereka yang bekerja dari rumah,” kata Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia M Buldansyah kepada Katadata.co.id.
Rerata penggunaan data untuk video call selama 30-60 menit. Penggunaan data untuk aplikasi conference call Google Hangouts 3 MB, Zoom 90 MB, dan Webex 750 MB.
Perusahaan juga menyediakan paket Unlimited AlwaysOn termasuk untuk semua aplikasi, termasuk Edmodo, ruangguru, dan zenius yang berlaku pada Pukul 01.00-17.00 WIB.
Deputy CEO Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim juga menyebutkan bahwa trafik data meningkat 10%. “Terutama untuk YouTube dan gim,” kata dia kepada Katadata.co.id. Jumlah pelanggan baru juga bertambah 500 ribu sejak pertengahan Februari.
(Baca: 8 Aplikasi untuk Work From Home Panen Transaksi saat Pandemi Corona)
Hal serupa dirasakan oleh XL Axiata. “Peningkatan trafik mulai terlihat seiring terus meningkatnya pembicaraan mengenai wabah virus corona di Indonesia dalam beberapa hari terakhir,” kata Plt Chief Teknologi Officer XL Axiata I Gede Darmayusa.
Penyebabnya, tingkat peramban (browsing) melalui Google, penggunaan Whatsapp, Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya juga meningkat dibandingkan hari-hari biasa. Ia pun memperkirakan trafik meningkat hingga 10-15%.
Meski begitu, ia memastikan kapasitas jaringan XL Axiata masih bisa melayani kenaikan trafik. “Kami akan terus memantau perkembangan yang ada terkait dinamika masyarakat yang menerapkan work from home dan belajar di rumah,” kata Gede.
Aplikasi-aplikasi yang Terdampak Pandemi Corona
Melonjaknya trafik internet sejalan dengan meningkatnya jumlah unduhan beberapa aplikasi. Berdasarkan riset perusahaan pemasaran mobile AppsFlyer, unduhan aplikasi makanan dan minuman (food and beverage/f&b) meningkat.
(Baca: Ada Virus Corona, Pemesanan ke Luar Negeri Tiket.com Anjlok 52% )
Sedangkan unduhan aplikasi perjalanan, gim, dan e-commerce di Indonesia turun pada periode 1 Februari hingga 2 Maret 2020. Meski begitu, tingkat penggunaannya (usecase) meningkat. Hanya aplikasi perjalanan yang penggunaannya menurun.
"Melihat dampak awal dari covid-19 terhadap pasar aplikasi mobile Indonesia, tidak mengejutkan apabila kategori perjalanan mengalami perubahan signifikan," kata Managing Director and President AppsFlyer APAC Ronen Mense dalam siaran pers.
Kategori aplikasi | Petumbuhan unduhan | Pertumbuhan penggunaan |
Gim | -12% | 11% |
Makanan dan minuman | 23% | 17% |
Belanja | -8% | 6% |
Perjalanan (booking) | -16% | -2% |
Menurunnya unduhan aplikasi kategori perjalanan seiring diberlakukannya pembatasan keluar masuk warga oleh pemerintah. Kebijakan ini dilakukan guna menekan penyebaran virus corona.
(Baca: IHSG Anjlok Imbas Corona, Transaksi Aplikasi Investasi Justru Melonjak)
AppsFlyer menyarankan para aplikator mengukur secara optimal dampak pandemi corona. "Mereka yang mampu merespons dengan baik akan dapat berkembang di waktu krisis," kata Ronen.
Riset tersebut dilakukan di India, Tiongkok, Jepang, dan Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap kurang lebih 100 aplikasi mobile di setiap negara selama dua periode yakni 1-31 Januari dan 1 Februari sampai 2 Maret.
Meski demikian, AppsFlyer menilai pasar aplikasi di Asia Pasifik termasuk di Indonesia sangat potensial. AppsFlyer memprediksikan pasar aplikasi di Asia Pasifik tumbuh 27% secara tahunan hingga 2022.
(Baca: Ruangguru, Zenius dan Quipper Beri Layanan Belajar Gratis Efek Corona)