Pasien Corona Melonjak, Mercedes Produksi Ribuan Alat Bantu Pernapasan

ANTARA FOTO/REUTERS/Alessandro Garofalo/foc/dj
Ilustrasi, petugas pemakaman melihat peti jenazah dua pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) saat upacara pemakaman di kota selatan Cisternino, Italia, Senin (30/3/2020).
Penulis: Desy Setyowati
31/3/2020, 17.30 WIB

Kasus virus corona secara global nyaris mencapai 800 ribu. Pabrikan mesin untuk tim Formula Satu, Mercedes pun ikut memproduksi alat bantu pernapasan di tengah keterbatasan ventilator.

Mercedes telah bekerja sama dengan dokter dan insinyur di universitas di London untuk merancang alat bantu pernapasan untuk pasien covid-19. Alat itu nantinya akan diproduksi secara massal secepat mungkin.

Bahkan, Mercedes mengembangkan ulang perangkat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) kurang dari 100 jam, supaya bisa digunakan untuk pasien terjangkit virus corona. Cara kerja mesin CPAP yakni memberikan aliran udara bertekanan melalui selang ke hidung dan/atau mulut sehingga saluran pernapasan tetap terbuka.

Alat yang dikembangkan oleh Mercedes itu juga sudah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Produk Kesehatan Inggris. (Baca: Atasi Corona, Masker Snorkelling & Printer Disulap Jadi Alat Kesehatan)

Perangkat CPAP juga telah digunakan di rumah sakit di Tiongkok dan Italia untuk mengobati pasien virus corona. "Perangkat ini akan turut menyelamatkan nyawa dengan memastikan bahwa ventilator, yang terbatas, hanya digunakan untuk yang sakit parah," kata konsultan perawatan kritis di University College London Hospitals (UCLH) Mervyn Singer dikutip dari CNN Internasional, Jumat (31/3).

Mercedes sudah merancang 100 mesin dan akan diuji klinis di UCLH. "Akan diluncurkan cepat ke rumah sakit di seluruh negara menjelang perkiraan kenaikan jumlah pasien baru covid-19,” katanya.

Profesor Tim Baker dari UCL mengatakan, pengembangan alat bantu pernapasan biasanya membutuhkan waktu beberapa tahun. Namun, Mercedes dan sejumlah perusahaan merancang alat ini dalam hitungan hari.

Setelah uji klinis, Mercedes dan tim F1 lainnya akan memproduksi hingga 1.000 perangkat per hari. (Baca: Jokowi Minta Industri Pasok Lebih Banyak APD dan Produksi Ventilator)

Namun, beberapa ahli khawatir bahwa penggunaan mesin CPAP dapat membahayakan tenaga medis. Sebab, alat itu berpotensi menghasilkan tetesan yang mengandung virus corona.

Akan tetapi, National Health Service Inggris telah merekomendasikan alat itu digunakan untuk merawat pasien covid-19. Mereka juga menyebut bahwa risiko terinfeksi akibat penggunaan CPAP rendah selama staf memakai alat pelindung diri (APD).

Konsorsium bisnis termasuk Airbus (EADSF), Ford (P) dan BAE Systems (BAESF) dan beberapa tim F1 juga mengatakan, akan menerima pesanan dari pemerintah Inggris untuk memproduksi lebih dari 10.000 ventilator. Alat akan diproduksi mulai pekan ini.

Tim F1 yang bekerja pada proyek ini termasuk McLaren, Mercedes, Red Bull Racing, Renault Sport Racing dan Williams. (Baca: Kasus Virus Corona di AS Lampaui Tiongkok, 1 Ventilator untuk 2 Pasien)