Youtube Kembangkan Shorts, Apakah Mampu Lawan Dominasi TikTok?

Arief Kamaludin | Katadata
Kanal video Youtube sedang mengembangkan aplikasi bernama Shorts yang akan menjadi pesaing baru TikTok.
Penulis: Sorta Tobing
3/4/2020, 17.21 WIB

Kanal video milik Google, Youtube, sedang mengembangkan aplikasi bernama Shorts yang akan menjadi pesaing baru TikTok. Targetnya, aplikasi yang memungkinkan orang mengunggah video singkat melalui telepon genggamnya itu akan diluncurkan pada akhir 2020.

Melansir dari Antara, Shorts akan memanfaatkan musik berlesensi yang dimiliki YouTube Music. Pengguna dapat memakainya untuk diunggah bersama video pendek. TikTok selama ini beroperasi dengan membiarkan pengguna memilih efek, filter, audio atau musik yang telah tersedia.

Langkah Youtube ini menjadi cara untuk menghentikan dominasi TikTok. Platform video pendek buatan perusahaan Tiongkok ini mengalami pertumbuhan lebih dari 125% selama dua tahun terakhir, menurut laporan perusahaan analitik aplikasi App Annie.

Aplikasi Tiktok memiliki ratusan juta pengguna. Pengunduhnya, baik dari Apple App Store dan Google nPlay Store, selama 12 tahun terakhir mencapai 842 juta.

(Baca: Saingi Spotify, Aplikasi Streaming Musik Milik TikTok Rambah Indonesia)

Di saat yang sama dengan rencana ini, Facebook juga sedang mengembangkan aplikasi pesaing TikTok bernama Lasso. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu sedang mengujinya secara diam-diam di Brazil, menurut laporan The Information.

Tech Crunch menilai Shorts akan berat menyaingi TikTok. Aplikasi ini sudah mulai lebih dulu dengan berbagai trial and error para penggunanya dalam membuat video. “TikTok punya waktu untuk membangun gudang konten sangat besar untuk menarik inspirasi penggunanya,” tulis situs tersebut.

Pembuat konten diperkirakan akan tidak siap untuk memulai lagi dengan para peniru TikTok. Pesaing langsungnya, seperti Triller dan Dubsmash, masih berlomba membangun arsip mereka. YouTube Shorts hanya punya kesempatan melawan dominasi itu dengan memanfaatkan lima miliar video yang sudah ditonton orang setiap hari.

(Baca: Kalah Viral Dibanding Corona, TikToker AS Jilat Toilet dan Terinfeksi)

TikTok berbeda dengan jaringan sosial media. Aplikasi ini berhasil mengusung konsep baru, yaitu efek jaringan konten. Setiap video yang diunggah menjadi konten potensial di masa mendatang.

Pasalnya, semua konten TikTok bisa dipakai sebagai materi remix para pengguna. Setiap lagu, tarian, humor, prank, dan monolog merupakan sumber daya untuk dieksploitas lagi oleh pengguna lainnya. Itu adalah hal mendasar TikTok yang sulit tersaingi aplikasi lainnya.

TikTok Kembangkan Bisnis Streaming Musik

Pengembang TikTok, ByteDance, sebenarnya sudah merambah layanan streaming musik lewat Resso. Peluncurannya sudah dilakukan di India dan Indonesia.

Perusahaan menyiapkan strategi untuk bisa bersaing dengan Spotify, Joox hingga YouTube Music. Setidaknya ada tiga strategi untuk merebut pasar streaming musik di Indonesia. Pertama, berfokus menyasar segmen pasar potensial, yaitu generasi Z dan milenial.

Lalu, perusahaan akan fokus pada pemasaran dan pengenalan layanan selama tahun pertama kehadirannya. “Kami membangun awarness pengguna di Indonesia dengan menunjukkan pengalaman dari produk-produk," ujar Country Manager Resso South-East Asia Tricia Verceles Dizon, Rabu (11/3).

(Baca: Jurus Google Basmi Hoaks Corona: Gaet Kemenkes dan Algoritma Khusus)

Terakhir, perusahaan menyediakan berbagai fitur streaming musik yang berbeda dibanding platform lainnya. Setidaknya ada empat fitur utama. Pertama, Vibes untuk mengganti video, gif, atau foto background pada audio yang sedang mereka dengarkan. Konten yang sudah diubah itu juga bisa diunggah ke media sosial.

Fitur kedua, Lyrics Effect atau fitur untuk mengganti efek font atau tampilan pada lirik yang muncul di layar. Ketiga, Lyric Quotes untuk memilih lirik yang akan dikutip dan dibagikan ke media sosial lain.

Kemudian, Comments yakni fitur untuk berinteraksi dengan pengguna Resso lainnya melalui kolom komentar pada konten lagu yang diunggah. “Fitur-fitur ini cocok bagi pengguna untuk mengekspresikan diri melalui lewat musik,” ujar Tricia.

Reporter: Antara