Satelit Nusantara 2 yang rencananya menggantikan posisi satelit Palapa D, gagal orbit pada Kamis (9/4) lalu. Roket yang membawa satelit, yakni Long March-3B mengalami kendala dan puing-puingnya ditemukan di perairan Guam.
Roket meluncur dari Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, Tiongkok pada Kamis pekan lalu pukul 19.46 waktu setempat. Saat stage pertama dan kedua peluncuran berlangsung lancar. Namun pada stage ketiga roket mengalami kendala.
Terjadi anomali ketika memasuki tahap pelepasan roket stage tiga, sehingga satelit tidak bisa mencapai orbit yang ditetapkan. Roket pun hancur dan puing-puingnya jatuh ke lautan.
(Baca: Meski di Tengah Pandemi, Satelit Nusantara Dua Siap Meluncur Juni 2020)
Dikutip dari laman Space Flight Now, puing-puing itu kemudian diketahui hancur di perairan Guam, sebuah teritori di Barat Samudera Pasifik. Masyarakat sekitar mengambil gambar puing-puing itu.
Beberapa video yang dibagikan di media sosial oleh masyarakat Guam menunjukkan puing-puing berapi bergerak melintasi langit malam yang diterangi cahaya bulan. "Puing-puing berapi-api di langit di atas Guam," dikutip dari Space Flight Now, pada Selasa (14/4).
Kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa puing-puing itu kemungkinan terkait dengan peluncuran roket dari Tiongkok yang orbit. "(Puing-puing) tidak membahayakan," kata pihak berwenang di Guam dikutip dari Space Flight Now.
Gagalnya peluncuran satelit Nusantara 2 merupakan peristiwa kedua yang terjadi dalam kurun waktu sebulan setelah salah satu roket dari Tiongkok juga mengalami kegagalan serupa. Roket Long March-7A mengalami masalah setelah lepas landas pada 16 Maret lalu.
(Baca: Pendanaan Satelit Satria Terhambat Virus Corona)
Satelit Nusantara 2 rencananya sebagai pengganti satelit Palapa D yang saat ini masih beroperasi. Satelit akan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT).
Satelit Nusantara 2 dioperasikan oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). Perusahaan itu dibentuk oleh Indosat Ooredoo, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar).
Presiden Direktur PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) Johanes Indri Trijatmodjo mengatakan, meskipun hancur, namun satelit itu sebelumnya sudah mendapatkan perlindungan asuransi.
"Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit," kata dia beberapa waktu lalu (14/4).
(Baca: Kominfo Pesimistis RI Merdeka Sinyal Tahun Ini Meski Ada Palapa Ring)
Pada Februari 2019, satelit Nusantara Satu berhasil diluncurkan oleh roket Falcon 9 dari SpaceX. Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughtput Satellite atau HTS. Satelit milik PSN ini dibuat Space System Loral atau SSL diluncurkan di Cape Canaveral, AS.