Produsen ponsel asal Tiongkok OPPO dikabarkan sedang berinvestasi untuk mengembangkan chipset sebagaimana yang telah dilakukan Huawei dan Xiaomi. Nilai investasi yang disiapkan untuk penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) sebesar 50 miliar yuan atau Rp 98 triliun.
Seperti dilansir Gizchina, OPPO mengembangkan chipset dengan nama dagang OPPO M1. Mereka juga telah mengurus sertifikasi merek dagangnya kepada Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa (EUIPO).
Pada saat acara OPPO Inno Day 2019, pendiri OPPO sekaligus CEO Tony Chen memperkirakan, perusahaan akan menghabiskan sekitar 50 miliar yuan atau Rp 98 triliun untuk R&D pembuatan chipset. Perusahaan juga telah mempekerjakan beberapa insinyur dari MediaTek dan Spreadtrum untuk pengembangan chipset.
(Baca: Disanksi AS, Huawei Gaet OPPO & Xiaomi Buat Pesaing Google Play Store)
"Pengembangan ini akan membantu OPPO mengurangi ketergantungan pada pembuat chip seperti Qualcomm, Samsung, dan MediaTek," dikutip dari Gizchina pada Rabu (19/2).
Meski demikian, seperti dilansir Ghizmochina, nantinya hasil pengembangan chipset itu memang belum dapat digunakan sendiri. OPPO M1 akan digunakan untuk mendampingi chipset utamanya sebagai optimalisasi.
Produsen ponsel kini lebih sering menggunakan System on Chip (SoC) dibanding mengandalkan pembuat chip pihak ketiga. Produsen ponsel utama yang telah mengembangkan chipset sendiri antara lain Apple, Samsung, dan Huawei. Xiaomi pun mencoba melakukan hal yang sama melalui Surge S1. Namun, percobaan itu dinilai kurang berhasil.
(Baca: Kena Sanksi AS, Penjualan Ponsel Huawei Justru Lampaui Apple pada 2019)
Huawei mengembangkan chipset di saat beberapa produsen pemasoknya menghentikan kerja samanya dengan perusahaan raksasa asal Tiongkok itu. Perusahaan chip asal Amerika Serikat (AS), Intel Corp, Qualcomm Inc., Xilinx Inc dan Broadcom Inc menghentikan kerja sama dengan Huawei.
Perusahaan tersebut tidak lagi memasok chip ke Huawei setelah Presiden AS Donald Trump memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) sanksi perang dagang AS-Tiongkok.
Di tahun lalu juga Xiaomi telah ambil bagian dari sekitar 6% saham produsen chip rekan senegaranya VeriSilicon Holdings Co Ltd. Langkah investasi itu sebagai bagian dari pengembangan chipset Xiaomi. Pemerintah Tiongkok memang mendorong agar chipset bisa dibuat secara mandiri oleh negaranya dan tidak tergantung pada chipset buatan luar.
(Baca juga: Efek Perang Dagang, Intel dan Qualcomm Setop Kerja Sama dengan Huawei)