Marak Corona, 3.200 Ton Hasil Perikanan Diekspor ke 13 Negara

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Nelayan mengumpulkan rajungan hasil tangkapan di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). KKP mengekspor ratusan ton produk hasil perikanan ke 13 negara di Asia dan Eropa.
Editor: Ekarina
1/4/2020, 16.07 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengekspor 3.200 ton hasil perikanan laut ke 13 negara di Asia dan Eropa. Jumlah tersebut terdiri dari 28 komoditas perikanan senilai Rp 194,6 miliar.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Edhy Prabowo mengatakan, kendati pandemi virus corona terus merebak di berbagai negara, tapi tak mengurangi permintaan ikan laut Indonesia.

Dia menyebut, ekspor perikanan tersebut berasal dari 36 perusahaan Indonesia yang dikemas dalam 115 unit kontainer. "Ekspor ikan ini akan dikirim ke 13 negara tujuan yakni Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritus, Reunion, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam dan Lithuania," kata Eddy di Jakarta, Rabu (1/4).

(Baca: KKP Targetkan Produksi Ikan Tahun Depan Naik Menjadi 8,2 Juta Ton)

Secara rincu, komoditas ekspor perikanan itu di antaranya udang, cumi, sotong, cakalang, kakap merah dan bawal putih,.

Kemudian, ada pula kepiting kaleng, udang asin, kerapu, marlin, kepiting salju, ikan barakuda dan sebagainya.

Bersamaan dengan ekspor ikan, pemerintah juga melapirkan Surat Kesehatan dan memastikan proses bongkar muat ke atas kapal dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menjamin barang-barang tersebut dalam keadaan baik.

(Baca: Anak Usaha Japfa Ekspor Produk Perikanan Rp 13 Miliar ke 4 Negara)

Untuk meningkatkan ekspor, KKP juga akan melakukan penyederhanaan prosedur ekspor, sesuai kebijakan fiskal. "Bila persyaratan tidak diperlukan oleh negara tujuan, untuk apa kita persyaratkan," kata Edhy. 

Sepanjang tahun ini, pemrintah menargetkan ekspor hasil perikanan laut mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 84,5 triliun . Target tersebut lebih besar dibandingkan tahun lalu, US$ 5,5 miliar atau Rp 77,5 triliun. 

Reporter: Tri Kurnia Yunianto