PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menyatakan bakal mengembangkan bisnis gerai kesehatan dan kecantikan serta perabot rumah tangga, lewat gerai Guardian dan IKEA. Hal tersebut merupakan strategi transformasi perusahaan guna memulihkan bisnis supermarket dan hypermarket serta meningkatkan proposisi pelanggan, usai penutupan gerai Giant.
Direktur Hero Supermarket Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan sejumlah strategi akan dilakukan perseroan guna mencapai target sebagai pemimpin pasar. "Kami terus mengembangkan toko-toko Guardian dan IKEA yang berkinerja baik," katanya dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/6).
Dia mengungkapkan, bisnis makanan mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir karena perubahan perilaku belanja pelanggan. Giant disebut sudah memiliki merek kuat, namun perusahaan harus beradaptasi agar dapat bersaing secara efektif melalui transformasi berkelanjutan untuk mencapai pertumbuhan kinerja jangka panjang.
(Baca: Kepada BEI, Hero Jelaskan Penutupan Gerai Giant dan Nasib Karyawan)
Adapun transformasi itu dilakukan antara lain melalui peningkatan dan perbaikan penawaran, memastikan kualitas barang nilai, serta produktivitas toko untuk kepentingan pelanggan dan masa depan karyawan. Perseroan juga tengah merenovasi beberapa toko Giant untuk menghasilkan bisnis yang berkelanjutan.
Dia mengakui, perubahan serta penutupan gerai berdampak pada beberapa karyawan. "Kami akan bekerja sebaik mungkin untuk memperlancar proses transisi dan memperlakukan karyawan dengan adil dan hormat," katanya.
(Baca: Hero Ungkap Alasan Tutup Giant, Soal Persaingan dan Setel Ulang Bisnis)
Sebanyak 6 gerai Giant bakal ditutup pada 28 Juli 2019. Gerai tersebut adalah, Giant Mampang, Giant Ekspres Cinere Mall, Giant Ekspres Pondok Timur, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Ekstra Mitra 10 Cibubur, dan Giant Ekstra Wisma Asri.
Sebelum melakukan penutupan, Giant menggelar diskon dari 5% hingga 25% untuk berbagai produk. Hingga Mei 2019, Hero mengoperasikan 125 gerai Giant Ekstra dan Giant Ekspres.
Pengembangan Gerai
Sementara mengutip laporan keuangan Hero, pada Triwulan I-2019 perusahaan mencatat kenaikan pendapatan 0,5% menjadi Rp 3,05 triliun dari Rp 3,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski masih mencatatkan rugi bersih Rp 3,52 miliar, kerugian tersebut membaik dibanding periode Maret 2018 yang mencapai Rp 4,13 miliar.
Manajemen menyebut, perbaikan itu salah satunya disebabkan oleh lini bisnis non-makanan (gerai IKEA dan Guardian), yang mampu mengimbangi sebagian pelemahan dalam bisnis makanan yang berasal lini bisnis supermarket dan hypermarket. Menurut manajemen perusahaan, penjualan pada bisnis non-makanan secara substansi mampu mencatat pertumbuhan 21% menjadi Rp 715 miliar.
(Baca: Strategi Bertahan, Giant Tutup 6 Gerai)
Karenanya, perseroan menyatakan bakal melanjutkan investasi dalam pengembangan format bisnis retail kesehatan dan kecantikan. Sementara untuk pengembangan IKEA, perusahaan akan fokus pada strategi peningkatan aksesibilitas dan kenyamanan lewat platform online serta penambahan jaringan gerai.
Selain membangun gerai baru di Jakarta Garden City dan Kota Baru Parahyangan di Bandung yang ditargetkan siap beroperasi pada akhir 2020, IKEA juga berencana mengubah satu hypermarket Giant menjadi gerai retail asal Swedia tersebut.