Batalkan Penerbangan, Sriwijaya Air Beri Kompensasi ke Penumpang

www.facebook.com/SriwijayaAir
Ilustrasi. Sriwijaya Air menunda dan membatalkan sejumlah penerbangan pada Kamis (8/11) akibat masalah operasional, buntut kisruh kerja sama dengan Garuda.
Penulis: Agustiyanti
8/11/2019, 19.31 WIB

Sriwijaya Air memastikan kompensasi kepada penumpang yang terdampak sejumlah penundaan dan pembatalan penerbangan, Kamis (7/11) lalu. Pembatalan penerbangan terjadi akibat masalah operasional, buntut dari kisruh kerja sama Sriwijaya Air dengan PT Garuda Indonesia.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena menjelaskan, kini layanan penerbangan sudah beroperasi normal. Ia pun memastikan seluruh penumpang yang terdampak pembatalan penerbangan kemarin menerima kompensasi sesuai ketentuan.

"Sebagai maskapai yang patuh terhadap peraturan, Sriwijaya Air berkomitmen penuh menunaikan kewajibannya kepada seluruh pelanggan sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan oleh regulator,” ujar Jefferson dalam keterangan resmi, Jumat (8/11).

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada penumpang atas permasalahan tersebut. Penundaan dan pembatalan jadwal penerbangan yang dialami Sriwijaya Air pada Kamis lalu karena adanya kendala operasional.

“Terkait gangguan tersebut, kami telah melakukan beberapa upaya recovery. Sebagian besar jadwal penerbangan Sriwijaya Air pada hari ini sudah kembali beroperasi secara normal,” terang dia.

(Baca: Kerja Sama dengan Garuda, Yusril: Utang Sriwijaya Air Malah Membengkak)

Pihaknya pun terus memantau seluruh kegiatan operasional di seluruh wilayah yang dilayaninya.

Sebelumnya, operasional Sriwijaya Air kemarin sempat terkendala lantaran kembali dihentikannya kerja sama perusahaan dengan Garuda Indonesia. Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi kemudian memanggil kedua maskapai untuk menengahi permasalahan tersebut ke.

Usai pembicaraan di kantor Luhut Binsar Pandjaitan Kuasa hukum sekaligus pemegang saham PT Sriwijaya Air, Yusril Izra Mahendra menyebut permasalahan di antara kedua maskapai ini terjadi karena ketidakjelasan perjanjian awal kerja sama yang dibuat pada November 2018 lalu.

Menurut dia, pihak Sriwijaya merasa dominasi Garuda menjadi terlalu besar lewat perjanjian kerja sama itu. Hal tersebut, membuat operasional Sriwijaya tidak efisien.

(Baca: Luhut Minta BPKP Mengaudit Keuangan Hasil Kongsian Sriwijaya - Garuda)

Padahal, tujuan kerja sama kedua pihak adalah meningkatkan kapabilitas Sriwijaya untuk bisa membayar utangnya kepada beberapa BUMN.

Namun sebagai solusi sementara, menurut Yusril, dilakukan perpanjangan perjanjian kerja sama Sriwijaya dan Garuda untuk sementara waktu. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas revisi atas perjanjian tersebut setelah masa perpanjangan.

Namun, Yusril mengaku akan segera menyampaikan proposal tersebut kepada para pemegang saham Sriwijaya. Nantinya, pemegang saham yang akan menentukan apakah akan melanjutkan kerja sama dengan Garuda atau menghentikannya sama sekali.

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dan VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan enggan menjawab masalah kisruh antara Garuda dan Sriwijaya. Mereka langsung meninggalkan Kemenko Maritim dan Investasi setelah pertemuan selesai digelar.