Layanan Kargo Angkasa Pura II Anjlok 36% Terdampak Virus Corona

ANTARA FOTO/Fauzan
Ilustrasi, sejumlah penumpang menyeberang di kawasan Terminal 1C Bandara Internasional Soekarno Hatta yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) Rabu (14/8/2019).BUMN tersebut menyatakan bisnis kargo turun di awal 2020 karena virus corona.
Editor: Ratna Iskana
7/2/2020, 17.39 WIB

PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan bisnis layanan kargo menurun sejak adanya penyebaran virus corona. BUMN itu pun mencatat layanan kargo hingga awal Februari 2020 ini turun 36% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Pasalnya, virus corona telah membuat libur Imlek di Tiongkok diperpanjang. Akibatnya, aktivitas pengiriman kargo dari negari tirai bambu tersebut tidak banyak.

"Di sana pun aktivitas mereka lagi turun, nanti akan kami lihat setelah Imlek seperti apa," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, di Jakarta, Jumat (7/2).

Angkasa Pura biasanya menerima kargo yang berasal dari Tiongkok mencapai 6.000 per bulan. Namun, jumlahnya hingga 5 Februari 2020 hanya 2.000 ton.

Sedangkan, secara rata-rata total layanan kargo Angkasa Pura bisa mencapai 800 ribu ton per tahun. Sebanyak 750 ribu ton diantaranya disumbang dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

(Baca: BI Sebut Wabah Virus Corona Sebabkan Rupiah Tertekan Selama Sepekan)

Meski terjadi penurunan kargo dari Tiongkok, Awaluddin menyebut tak banyak berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Sebab, bisnis kargo paling banyak disumbang dari domestik.

"Internasional belum begitu besar, khususnya dari Tiongkok, sehingga tidak mengganggu pendapatan perusahaa," kata dia.

Adapun barang-barang yang masih diizinkan untuk dikirim dari Tiongkok yakni sayur, buah, dan barang-barang retail. Seluruh kargo yang masuk harus melalui proses pemeriksaan yang dilakukan oleh komite Fal. Sedangkan layanan kargo untuk hewan hidup sudah tidak diizinkan. 

Awaluddin menambahkan, sejak penyebaran virus corona, regulasi bandara turut berubah. Misalnya., awak kapal kargo tidak diperbolehkan turun ke lapangan. Proses pemberhentian pesawat juga dipercepat menjadi dua jam.

(Baca: Telepon Trump, Xi Jinping Sebut Tiongkok Bakal Kalahkan Virus Corona)

Per Kamis (6/2), jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di Tiongkok meningkat menjadi 563 orang dengan jumlah kasus mencapai 28 ribu orang. Sedangkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona di dalam kapal pesiar yang dikarantina pemerintah Jepang bertambah 10 orang.

Sekitar 3.700 orang di kapal pesiar bernama Princess Diamond's Carnival dikarantina selama dua minggu. Saat ini, terdapat 20 orang terinfeksi di kapal tersebut dan total 40 orang yang terinfeksi virus corona di Negeri Sakura itu.

"Kami berharap pemerintah AS akan mengirimkan transportasi untuk orang-orang Amerika di kapal ini," ujar Gay Courters, novelis asal Amerika berusia 75 tahun yang saat ini dikarnatina di atas kapal, dikutip dari Reuters.

Di Hong Kong, sebuah kapal pesiar dengan 3.600 penumpang dan awak juga dikarantina sejak Rabu (5/2), menunggu hasil pengujian virus setelah ditemukan tiga orang terinfensi di atas kapal.

Pihak berwenang mengatakan 33 anggota kru di World Dream telah menunjukkan gejala infeksi saluran pernapasan dan tiga telah dikirim ke rumah sakit untuk isolasi.

(Baca: Isolasi Tiongkok & Risiko Kehilangan Pembelanja Terbesar Wisata Dunia)

Reporter: Fariha Sulmaihati