Akibat Virus Corona, Dalam 2 Bulan AP I Kehilangan Pendapatan Rp 207 M

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Salah satu bandara kelolaan Angkasa Pura I, Bandar Udara Internasional Bali, I Gusti Ngurah Rai.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
6/3/2020, 20.17 WIB

PT Angkasa Pura I (Persero) mengungkapkan bahwa kinerjanya keuangannya terdampak oleh penyebaran virus corona di dunia. Pada periode Januari-Februari 2020 saja, potensi pendapatan yang hilang dari penghentian penerbangan mencapai Rp 207 miliar.

"Itu lost opportunity secara langsung karena penerbangan dihentikan. Kami belum menghitung dampak dari non-aeronya," kata Direktur Utama AP I, Faik Fahmi, ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3).

Dalam rentang dua bulan tersebut, tercatat ada sekitar 12.703 penerbangan yang dibatalkan, baik dari dan menuju 15 bandara kelolaan AP I. Pembatalan paling banyak terjadi pada rute-rute penerbangan domestik yaitu sebanyak 11.680 penerbangan. Sementara untuk rute internasional, ada 1.023 penerbangan yang dibatalkan.

(Baca: Dampak Corona, Pendapatan Maskapai di Asia Berpotensi Hilang Rp 381 T)

Dari total belasan ribu penerbangan yang dibatalkan dalam kurun waktu tersebut, ada sekitar 1,67 juta penumpang yang batal terbang. Penumpang domestik menjadi yang terbanyak yaitu 1,5 juta orang, sedangkan penumpang internasional 172 ribu orang batal terbang.

Faik menjelaskan, pembatalan paling banyak terjadi pada rute Bali dari 22 kota di Tiongkok, termasuk Wuhan yang menjadi sumber penyebaran virus corona. Hingga saat ini, ada 35 penerbangan per hari dibatalkan, di mana ada 6.800 penumpang per hari dari Tiongkok yang terdampak.

"Jadi dampaknya cukup signifikan dan kami sudah hitung lost oportunity dari pembatalan 35 penerbangan per hari yang ada di Bali dari Tiongkok sekitar Rp 48 miliar, hanya dari sisi penerbangan," kata Faik menambahkan.

(Baca: Antisipasi Corona, Menhub Kaji Batasi Penerbangan ke 4 Negara)

Namun, kerugian tersebut diprediksi akan semakin parah pada periode Maret hingga April ini karena Pemerintah Arab Saudi yang menghentikan penerbangan umroh. Meski belum dihitung dampak secara finansialnya, namun akan ada 90 penerbangan yang dibatalkan per bulannya menuju Arab Saudi untuk keperluan umroh melalui bandara yang dikelola AP I.

"Kemungkinan nanti dampaknya ini di Maret-April ada pemberhentian umroh, akan berdampak lebih besar lagi. Memang Ini satu hal yang terjadi dan dirasakan oleh seluruh pelaku bisnis terutama di industri aviasi," kata Faik.

Meski secara finansial bakal terdampak dan membuka peluang untuk merevisi target-target yang ada di RKAP-nya, namun hingga saat ini belum ada perubahan. Perusahaan pelat merah ini masih menargetkan pendapatan tahun ini senilai Rp 11,5 triliun atau meningkat dari tahun lalu yang senilai Rp 9 triliun.

(Baca: Bimbang Tawaran Tiket Pesawat Murah dan Kekhawatiran Virus Corona)

Reporter: Ihya Ulum Aldin