Lakukan Studi Bersama, Kemendag Siap Pacu Ekspor ke Kolombia

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Indonesia lakukan studi dengan Kolombia untuk mengetahui potensi peningkatan ekspor.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ameidyo Daud
14/11/2019, 18.35 WIB

Indonesia dan Kolombia akan melakukan studi kelaikan bersama untuk mengetahui potensi peningkatan ekspor kedua negara. Studi dengan negara Amerika Latin ini ditargetkan selesai pada bulan Juni 2020 mendatang.

Direktur Perundingan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Ni Made Ayu Marthini mengatakan hasil studi nantinya akan jadi rekomendasi bagi Menteri Perdagangan dua negara untuk membuat perjanjian dagang.

“Ini untuk menjajaki akses pasar sejumlah produk Indonesia ke Kolombia," kata Made Ayu Marthini, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (14/11).

(Baca: Bisa Ekspor Ayam ke Indonesia, Ini Gambaran Industri Peternakan Brasil)

Made Ayu hari Selasa (12/11) menggelar pertemuan dengan Wakil Menteri untuk Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Industri, dan Pariwisata Kolombia Laura Valdivieso Jimenez di Bogota, Kolombia.

Made mengatakan langkah ini merupakan cara pemerintah mengejar pasar non tradisional di wilayah Amerika Latin.  Dukungan juga diberikan Kedutaan Besar RI di Bogota dan Kedutaan Besar Kolombia di Jakarta.

“Ini merupakan komitmen tinggi dua delegasi,” ujarnya.

(Baca: Buka Pasar Baru, Pemerintah Dorong Kerja Sama Dagang dengan Afrika)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ke Kolombia pada 2018 tercatat US$ 141,1 juta. Sedangkan, impor dari Kolombia ke RI sebesar US$ 18 juta.

Ekspor utama komoditas Indonesia ke Kolombia pada 2018 mencakup benang dari serat sintetis, karet, monitor dan proyektor, aksesori kendaraan, serta mobil. Sedangkan, impor utama mencakup selulosa, sentrifugal, biji kakao, dan asam karboksilat.