Perum Bulog menargetkan penjualan beras sebanyak 1 juta ton hingga akhir 2019. Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai target tersebut akan sulit tercapai karena Bulog memiliki sejumlah kendala penyaluran.
Sebagaimana diketahui, beras Bulog disalurkan untuk penugasan operasi pasar, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan bencana alam. Selain itu, Bulog juga menjual beras secara komersil.
Hingga awal Desember, penyaluran operasi pasar, BPNT, dan bencana alam mencapai 491 ribu ton. Sedangkan, penjualan komersil mencapai 215 ribu ton. Artinya, penjualan beras Bulog baru mencapai 706 ribu ton atau baru 70,6% dari target.
"Berat untuk mencapai target," kata Khudori kepada katadata.co.id, Rabu (4/12).
(Baca: Bulog Makin Komersial, Pengamat Khawatir Ganggu Stabilitas Harga Beras)
Dia pun menilai, Bulog berpotensi menyalurkan beras dalam jumlah besar ke depan melalui operasi pasar. Sebab, ada tren kenaikan harga beras dan ancaman paceklik pada Desember.
Namun, operasi pasar tersebut kemungkinan hanya dilakukan di daerah remote area yang jauh dari sentra produksi. Oleh karena itu, penyaluran beras pada Desember tidak akan jauh berbeda dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh sebelumnya mengatakan Bulog menargetkan penjualan sebesar 1 juta ton hingga akhir tahun. Target penjualan tersebut diharapkan bisa dipenuhi baik secara komersial maupun penugasan.
"Sampai akhir Desember target penjualan 1 juta ton. Kami mempertahankan stok akhir tahun paling tidak 1,5 juta ton," ujar dia.
Ia mengatakan, penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk BPNT hingga 3 Desember baru mencapai 122 ribu ton dari target tahun ini sebanyak 700 ribu ton. Minimnya penyaluran tersebut dikarenakan Bulog harus bersaing dengan produk beras lainnya dalam program BPNT.
Sedangkan, penyaluran operasi pasar baru mencapai 3 ribu ton per hari. Padahal, operasi pasar ditargetkan sebanyak 5 ribu ton per hari.
(Baca: Buang 20 Ribu Ton Beras, Buwas Sebut Sri Mulyani Bakal Ganti Rugi)
Biasanya, operasi pasar dalam jumlah besar dibutuhkan pada Desember. Namun, saat ini stok beras di pasar sedang tidak membutuhkan tambahan. Hal ini tercermin dari harga beras yang stabil.
"Di pasar sudah banyak berasnya, jadi jenuh," kata Tri.
Dia mengatakan, apabila beras tersebut tidak tersalurkan, stok masih ada dapat digunakan untuk penyaluran tahun depan. Sebab, stok beras tersebut masih bagus mutunya. Di sisi lain, beberapa stok Bulog berbentuk gabah sehingga daya tahannya lebih lama.