India Boikot Sawit Malaysia, Kemendag Cari Peluang Genjot Ekspor

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk. Pemerintah akan mencari celah meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit ke India.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
28/1/2020, 08.45 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya mencari celah meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit ke India. Langkah itu dilakukan di tengah kebijakan India yang melarang impor minyak sawit olahan (refined) dan minyak sawit mentah (CPO) dari Malaysia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, pemerintah akan melobi India dalam kunjungannya ke Negeri Bollywood. "Kami akan melakukan pendekatan dengan India supaya ekspor lebih mudah lagi," kata dia di Jakarta, Senin (28/1).

Namun, ia belum memastikan mengenai waktu kunjungan ke sana. Wisnu menilai, sikap India dapat akan menguntungkan Indonesia. Terlebih lagi, saat ini bea masuk sawit Indonesia ke India sudah memiliki tarif yang setara dengan Malaysia.

(Baca: Presiden Jokowi: Tidak Masalah Uni Eropa Tak Beli CPO Indonesia)

Sebagaimana diketahui, India menetapkan bea masuk CPO ke negaranya sebesar 37,5%, sementara impor produk olahan CPO sebesar 45%. Tarif tersebut berlaku bagi negara-negara di Asean.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan, ekspor produk sawit Indonesia berpeluang meningkat dan semakin bersaing setelah ekspor CPO Malaysia diboikot pemerintah India. 

Sekretaris Jenderal Gapki Kanya Lakshmi Sidarta mengatakan, potensi pangsa ekspor yang bisa diraup Indonesia lebih dari 50% terhadap total konsumsi India. "Harusnya kami bisa mengisi kekosongan tersebut," kata dia kepada Katadata.co.id.

Namun, langkah boikot India ini perlu dipastikan kelanjutannya. Apalagi kebijakan Negeri Bollywood itu di satu sisi juga berpotensi melanggar ketentuan Organisasi Perdagangan Internasional (WTO).

(Baca: Gapki Sebut Pemenuhan Target Ekspor Perkebunan Terhambat Pasokan)

Dengan kondisi tersebut, tidak semua porsi pasar Malaysia di India bisa langsung diisi oleh Indonesia. "Tapi masih ada peningkatan peluang ekspor," ujarnya.

Di sisi lain, bea masuk CPO Indonesia ke India juga dinilai masih tinggi sehingga bisa menghambat peningkatan ekspor ke negara tersebut. Gapki menduga, maraknya hambatan dagang tersebut dikarenakan India masih menyimpan pasokan sawit dalam jumlah besar.

India saat ini merupakan pengimpor minyak sawit terbesar di dunia. Berdasarkan data Gapki, India memilki porsi sekitar 16% dari pangsa pasar perdagangan sawit dunia.

Pada 2018, konsumsi minyak nabati India dari sawit sekitar 8,8 juta ton atau setara 37%. Selain itu India menjadi pasar utama minyak sawit Indonesia sebesar 6,7 juta ton pada 2018.Sedangkan tahun ini, Gapki menargetkan ekspor produk sawit ke India mencapai 7,6 juta ton.

Reporter: Rizky Alika