Atasi Kelangkaan, Ribuan Ton Bawang Bombai Impor Bakal Masuk Indonesia

Adi Maulana IbrahimKatadata
Pedagang menunjukan bawang bombay di Pasar Rumput, di Jalan Sultan Agung, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020). Harga bawang bombay kian merangkan naik mencapai Rp. 160 ribu per kilogram yang mulanya Rp. 25 ribu per kilogram, disinyalir kenaikan tersebut karena ada masalah pada distribusi serta curah hujan.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
3/4/2020, 21.05 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, ribuan ton impor bawang bombai bakal masuk ke Tanah Air mulai pekan ini dan pekan depan. Adapun bawang bombai impor yang masuk tersebut berasal dari Selandia Baru.

"Sekarang ini bawang bombai dari Selandia Baru. Dari informasi, akan datang lagi dalam waktu dekat sebanyak 5.500 ton," kata Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto di gudang PT Tunas Maju Mandiri, Jakarta, Jumat (3/4).

Kementan telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang bombai sebanyak 227 ribu ton yang ditaksir cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 1,5 tahun. Dari jumlah tersebut, 5.500 bawang bombai impor diperkirakan masuk pada pekan depan. 

(Baca: Syarat Impor Bawang Dihapus, Pedagang Cemas Importir Mainkan Harga)

Meski demikian, dia mengakui impor bawang bombai tak sepenuhnya lancar. Seperti yang terjadi pada komoditas bawang bombai dari India. Menurutnya, pengirimannya mulai terkendala seiring penerapan kebijakan karantina wilayah (lock down) negara tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah juga berupaya mempercepat impor bawang dari negara lain seperti  dari Selandia Baru, Australia, dan Tiongkok.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan mengecekan ketersediaan bawang bombai ke gudang salah satu importir demi memastikan stoknya cukup. Dalam menghadapi pandemi covid- 19, seluruh distribusi pangan juga dipastikan lancar untuk mengisi kebutuhan pasar.

"Saya sudah minta kepada Gubernur, Bupati serta polri dalam masa karantina wilayah tetap mengedepankan jalur transportasi distribusi bahan pokok kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Syahrul mengatakan, harga sejumlah bahan pokok sempat mengalami kenaikan dikarenakan adanya panic buying dari masyarakat dan panic trader dari pedagang. Hal ini dikarenakan terjadi lockdown di sejumlah negara dan daerah yang membuat terjadi perlambatan penyetokan barang.

(Baca: Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KPPU Sebut Relakasi Impor Tak Efektif)

Dengan komoditas bawang yang mulai masuk, pasokan tersebut bisa segera distribusikan langsung ke beberapa peretail. "Ini tentu kerja yang ada terkait dengan pemerintah yang ada di provinsi untuk mengatur sampai tingkat kabupaten," kata Syahrul.

Importir bawang bombai, PT. Tunas Maju Mandiri menyatakan bahwa sepuluh kontainer yang berisi 26 Ton per kontainer tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa pulau yakni Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Papua.

Dari sepuluh kontainer, tiga di antaranya sudah didistribusikan ke luar Jawa salah satunya Timika.

Bawang bombai akan terus masuk mulai pekan ini ke Indonesia untuk setiap minggunya. Dengan begitu, perseroan akan mendukung pendistribusian sehingga stok pasar agar tak terjadi lagi kelangkaan bawang bombai.

Reporter: Rizky Alika