partnership 1

dok. Bank OCBC NISP
Penulis: Merdeka.com
Editor: Tanuri
14/9/2020, 09.42 WIB

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Abra Talattov menilai pelemahan rupiah yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara. Alasan penerapan PSBB untuk menjaga aspek kesehatan juga sangat kuat sehingga masyarakat dan investor seharusnya dapat menerima keputusan tersebut. "Jika kesehatan bisa diperbaiki, ekonomi akan pulih sendirinya. Dengan begitu ada peluang dana asing kembali masuk lagi," kata Abra kepada Katadata.co.id di waktu yang berlainan.

Ia pun meyakini PSBB yang akan kembali diberlakukan secara total di Jakarta tak akan menimbulkan tekanan yang dalam pada rupiah seperti yang terjadi pada Maret dan April lalu. Salah satu alasannya, Bank Indonesia yang kini menjadi pembeli siaga dalam setiap lelang surat utang pemerintah.

Ia pun meyakini PSBB yang akan kembali diberlakukan secara total di Jakarta tak akan menimbulkan tekanan yang dalam pada rupiah seperti yang terjadi pada Maret dan April lalu. Salah satu alasannya, Bank Indonesia yang kini menjadi pembeli siaga dalam setiap lelang surat utang pemerintah.

Dia menilai, pelonggaran PSBB yang berlangsung sejak awal Juni tak mampu mengerek daya beli masyarakat. Padahal, pusat perbelanjaan hingga tempat wisata sudah kembali dibuka.

Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia kembali mengalami deflasi pada Agustus 2020 sebesar 0,05% karena daya beli masyarakat yang masih lemah. Pada Juli 2020, Indonesia juga mengalami deflasi sebesar 0,01%.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan