Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memuji kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau karib disapa Jokowi. Hal ini disampaikannya melalui video yang diunggah ke akun Twitter pribadinya pada Rabu (22/4) malam.
Prabowo bersaksi Jokowi “terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.” Begitupun ia mengaku melihat dari dekat cara-cara pengambilan keputusan Jokowi yang menurutnya berlandaskan pemikiran “keselamatan rakyat paling miskin dan rakyat paling lemah.”
Lebih lanjut, Prabowo mengaku menyaksikan dari dekat komitmen Jokowi membersihkan Indonesia dari korupsi. Maka, ia meminta kepada seluruh kader Gerindra memercayai pemerintahan saat ini dan yakin keputusan yang diambil tak merugkian rakyat serta negara.
Selain itu, Prabowo meminta kepada semua pihak untuk bersatu melawan pandemi corona dengan saling mengisi kekurangan. Bukan saling menyalahkan, marah, mencaci maki, dan mengejek. Sebab kondisi akan sangat berbahaya apabila menghadapi corona dengan tercerai dan sembrono.
"Dalam keadaan merisaukan ini, justru dibutuhkan semangat, ketegaran, keberanian, dan yang paling utama adalah rasa persaudaraan, rasa persatuan, kita harus kompak" katanya.
(Baca: Minta Masyarakat Patuh Soal Corona, Prabowo: Kami Tak Mau Otoriter)
Menteri Pertahanan kabinet Jokowi ini pun mencontohkan keputusannya melakukan rekonsiliasi usai pilpres dan bergabung ke pemerintahan. Ia mengaku mengambil keputusan itu demi mewujudkan rekonsiliasi nasional, meskipun harus mengesampingkan perasaan pribadinya dan kepentingan partainya.
"Saya tidak mau merupakan bagian daripada perpecahan itu berapa pun ongkos yang harus kita bayar. Betapa pun sedihnya perasaan kita harus kita kesampingkan demi kepentingan yang lebih besar," kata Prabowo.
Rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi terjadi pada 13 Juli 2019. Mereka bertemu di Warung Sate Khas Senayan, Mal FX Sudirman dan di MRT. Saat itu Prabowo mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi, meminta pendukungnya untuk menerima kekalahan, serta kembali bersatu sebagai warga Indonesia.
Setelah momen itu, hubungan Prabowo dan Jokowi semakin baik. Sampai kemudian Jokowi mengangkatnya sebagai Menteri Pertahanan pada 23 Oktober 2019 di Istana Negara yang menegaskan keduanya berada kembali di satu kubu. Mengulang masa pilkada Jakarta 2012 ketika partai Prabowo mengusung Jokowi sebagai calon gubernur.
(Baca: Jokowi Bela Prabowo yang Kerap ke Luar Negeri)
Hubungan Mesra Prabowo dan Jokowi Usai Pilpres
Dalam catatan kami, setelah rekonsiliasi pilpres Prabowo dan Jokowi beberapa kali menunjukkan kemesraan ke publik. Pada 11 Oktober, saat mereka bertemu di Istana Negara, Prabowo menyampaikan hubungannya baik dengan Jokowi kepada awak media.
“Bisa dikatakan mesra ya, Pak,” kata Prabowo.
“Sangat mesra,” kata Jokowi menimpali.
Pertemuan itu menjadi pintu masuk awal Gerindra masuk ke koalisi partai pendukung pemerintah.
Kemesraan mereka berlanjut usai pergantian tahun. Pada 1 Januari mereka bertemu di Istana Kepresidenan Yogyakarta dan disiarkan langsung melalui akun YouTube Sekretariat Presiden. Jokowi menyatakan Prabowo menjadi tamu besar pertamanya di 2020.
“Alhamdulillah tadi bicara banyak hal, baik yang berkaitan dengan urusan keluarga, tapi lebih banyak urusan negara," kata Jokowi.
Sementara Prabowo menyatakan kedatangannya untuk mengucapkan selamat tahun baru, bersilaturahim, dan melaporkan pekrjaannya sebagai menteri. Termasuk membahas langkah-langkah ke depan bagi kemajua negara.
"Beliau punya langkah-langkah strategis, saya optimis [secara] pribadi tahun depan dan tahun yang akan datang, walaupun kerja keras ya, Pak," puji Prabowo.
(Baca: Prabowo Pesan Lagi Alat Kesehatan Tangani Virus Corona dari Tiongkok)
Prabowo dan Jokowi Saling Bela
Selain menampakkan kemesraraan, Prabowo dan Jokowi juga saling bela terkait kinerja mereka mengurus pemerintahan. Pada 23 Januari, Jokowi membela Prabowo yang dikritik PKS karena terlalu sering pergi ke luar negeri.
“Kalau ada yang mempertanyakan Pak Menhan pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan kita, bukan yang lain-lain,” kata Jokowi di Kantor Kementerian Pertahanan.
Jokowi pun menyebut kunjungan Prabowo ke pelbagai negara untuk melihat alat utama sistem pertahanan atau alutsista yang akan dibeli Indonesia. Hal ini sudah sesuai diskusi mereka terkait langkah memastikan alutsista Indonesia baik.
“Kalau ada yang bertanya belum ngerti urusan diplomasi pertahanan,” kata Jokowi.
Pembelaan Prabowo kepada Jokowi sebelum pernyataanya melalui akun Twitter pribadi kemarin, adalah pada 23 Februari. Saat itu Jokowi tengah disorot masyarakat karena tak kunjung menerapkan karantina wilayah atau lockdown untuk mencegah virus corona masuk ke Indonesia. Belum ada korban corona waktu itu.
Prabowo membela dengan menyatakan, “kami tidak mau otoriter. Banyak negara lain sangat keras. Indonesia ingin kesadaran, self protection harus kita laksanakan.” Selain itu karena kondisi setiap negara berbeda sehingga tak bisa diterapkan kebijakan sama.
(Baca: Jokowi Utamakan Stimulus Sektor Riil Karena Paling Terdampak Corona)