WHO Peringatkan Dunia Akhir Pandemi Virus Corona Masih Jauh

TWITTER @WHO
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat penetapan darurat kesehatan global virus corona, di Jenewa, Swiss, Kamis (30/1). Tedros (23/4), pandemi corona akan ada di tengah manusia dalam jangka waktu panjang.
Penulis: Ameidyo Daud
23/4/2020, 12.21 WIB

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus corona Covid-19 akan berada di tengah manusia dalam jangka waktu lama. Ini lantaran beberapa negara baru mencapai fase awal penyebaran penyakit ini.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers hari Rabu (22/4) mengatakan beberapa wilayah di dunia seperti Afrika dan Amerika Latin baru menunjukkan tahap awal penyebaran virus. Sedangkan Eropa Barat telah mencatat penurunan kasus.

“Jalan masih panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama,” kata Tedros dilansir dari Reuters, Kamis (23/4). Meski demikian dia tak menyebut pasti kapan pandemi ini akan berakhir.

(Baca: Temuan Ilmuwan Tiongkok: Covid-19 Bermutasi jadi 33 Jenis)

WHO juga memperingatkan negara-negara agar terus meningkatkan kewaspadaannya. Tedros mengatakan hanya 76% negara yang dapat dikatakan punya kesiapan dalam mendeteksi kasus corona.

“Masih ada banyak celah di pertahanan dunia dan tidak ada satu negara yang memiliki segalanya," kata Tedros.

Dalam kesempatan tersebut, Tedros berharap Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan pembekuan dana WHO. Dia ingin AS mengerti bahwa uang ini sangat penting agar organisasi di bawah PBB itu terus bekerja menyelamatkan nyawa manusia.

“Saya berharap AS percaya bahwa ini adalah investasi yang penting. Tidak hanya untuk membantu orang lain, tetapi agar AS juga tetap aman,” kata dia.

(Baca: Kasus Positif Corona Tembus 2 Juta, WHO Kaji Dampak AS Setop Pendanaan)

Direktur Eksekutif WHO dr Michael Ryan mengimbau masyarakat global tidak terburu-buru melakukan perjalanan internasional. Ini lantaran di beberapa negara kasus Covid-19 baru menyebar.

Ryan mencontohkan ada kenaikan jumlah kasus positif hingga 300% di Somalia pada pekan lalu. “Afrika masih berada di tahap awal,” katanya.