Survei KIC: Pemudik Akan Didominasi Kaum Muda Berpendapatan Rendah

Katadata
Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri.
Penulis: Yuliawati
20/4/2020, 21.32 WIB

Masyarakat berpendapatan menengah-rendah dan kaum muda berusia 17-29 tahun berpotensi mendominasi calon pemudik Lebaran pada Mei nanti. Padahal, pemerintah sudah mengimbau agar masyarakat tak mudik ke kampung halamannya demi mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 ke daerah-daerah.

Berdasarkan hasil Survei Katadata Insight Center (KIC) tentang perilaku mudik terhadap 2.437 responden pengguna internet di 34 provinsi menunjukkan mayoritas responden (63%) tidak akan mudik pada perayaan Idul Fitri tahun ini. Namun, sebanyak 12% yang menyatakan ingin mudik, 21% belum mengambil keputusan dan 4% lainnya lebih dahulu pulang kampung.

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri, menyatakan proporsi yang berencana mudik (12%) terkesan kecil. Tapi mengingat jumlah pemudik tahun lalu sebesar 18,3 juta orang maka pada tahun 2020 jumlah pemudik berpotensi mencapai 3 juta orang di masa musim virus corona ini.

“Jadi penting perhatikan mereka yang menyatakan akan mudik dari hasil survei ini,” kata Mulya dalam siaran pers, Senin (20/4).

(Baca: Survei KIC: Imbauan Pemerintah Tak Surutkan Hasrat Mudik Jutaan Orang)

KIC mengadakan survei secara online pada 29-30 Maret 2020 untuk mengungkap profil masyarakat yang berpotensi nekad mudik tanpa mengikuti anjuran pemerintah.

Responden dari survei ini yakni kelompok usia 17-29 tahun (37,8%), 30-40 tahun (30,3%), 41-50 tahun (24,0%), 51-60 tahun (6,7%) dan di atas 60 tahun (1,2%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yakni 53%.

Analisis lebih mendalam menunjukkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendapatan mempengaruhi hasrat mudik. Mereka yang berjenis kelamin laki-laki, berusia muda, dan berpenghasilan menengah-rendah (SES C, D, E) cenderung memilih tetap mudik, sudah mudik duluan, atau belum memutuskan mudik.

Dari 12% yang berencana mudik, terbanyak adalah karyawan swasta (35,6%) dan PNS/ASN (23,4 %). Hampir 50% responden berstatus Sosial Ekonomi (SES) C,D,E atau pendapatan menengah-rendah. Menurut Mulya, pada masa pandemi corona yang mengharuskan pembatasan jarak sosial, kaum usia muda dan penghasilan rendah rentan mengalami penurunan pendapatan, bahkan PHK.

(Baca: Bahas Larangan Mudik, Pemerintah Siapkan Sanksi Penjara dan Denda)

Dari sisi usia, yang terbanyak akan mudik kelompok usia 17-29 tahun (44,5%). Sisanya 30-40 tahun (33,5%), 41-50 tahun 18,1% dan 51 tahun ke atas (3,9). Sedangkan dari sisi jenis kelamin, laki-laki lebih dominan dibanding perempuan (62,6%) dibanding perempuan (37,4%).

Gelombang pulang kampung sebenarnya dimulai sejak kasus pertama pandemi corona di Indonesia (1-5 Maret 2020)  dan meningkat tajam saat  pemerintah mengeluarkan  seruan pembatasan aktivitas di  luar rumah (social distancing) pada 16-20 Maret 2020.

Sebanyak 34,1% dari mereka pulang duluan pada pekan itu. Mayoritas berstatus pelajar/mahasiswa (39,4%) diikuti oleh karyawan swasta (23,1%). Selain itu, survei ini juga menemukan pekerja sektor informal, seperti pedagang kecil, penjaga toko, pekerja dan pemilik warung makan juga sudah mudik duluan.

Para Pemudik Akan Menuju 4 Provinsi


Hampir 50% responden yang tetap akan mudik meski sedang pandemi beralasan rindu pada kampung halaman dan keluarganya (47,2%). Sedangkan 39,3% yakin dirinya negatif corona, dan 16,9% yakin tak akan menularkan corona.

Hampir semua responden yang akan pulang kampung ini menyatakan memiliki kerabat atau keluarga usia di atas 45 tahun. Padahal, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto pernah bilang, korban corona meninggal terbanyak di rentang 45-65 tahun.

Hasil survei juga menunjukkan, hampir separuh calon pemudik berencana menggunakan kendaraan pribadi (47,3%). Sedangkan persentase yang menggunakan transportasi umum, yaitu pesawat terbang (24,2%), dan sisanya kereta api, bus, mobil travel dan sebagainya.

Calon pemudik menuju Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta. Di Jawa Tengah dan Jawa Barat, pergerakan mudik juga berasal dari kabupaten/kota di dalam provinsi.



Mulya mengatakan profil dan faktor yang mempengaruhi mudik dapat jadi masukan pemerintah untuk menahan laju orang yang berpindah dari “red zone” corona ke wilayah lain.

“Temuan bahwa laki-laki dan kaum muda cenderung ingin mudik atau belum memutuskan, serta yang berpenghasilan menengah ke bawah, bisa digunakan untuk merumuskan strategi,” kata dia.