Luhut Klaim Persiapan Pertemuan Tahunan IMF-WB Capai 85%

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Pengerjaan persiapan perluasan apron sisi barat Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/5/2018). Kegiatan ini untuk menyambut penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
3/8/2018, 14.17 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan perkembangan persiapan pertemuan tahunan International Monetary Fund - World Bank (IMF-WB Annual Meeting) di Bali pada Oktober 2018 sudah mencapai 85%. Perkembangan tersebut mencakup pembangunan infrastruktur, keamanan, transportasi, hingga proses mitigasi bencana.

"Semua sudah kami bicarakan dan mereka (IMF dan WB) sudah puas dan lihat sendiri," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (3/8).

Luhut menjelaskan, saat ini pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) sudah hampir selesai. Begitu pula dengan penambahan area parkir (apron) pesawat di Bandara Ngurah Rai, Bali, seluas lima hektar menjadi 47,9 hektar.

(Baca juga: Luhut Janjikan Separuh Biaya Rapat Tahunan IMF Kembali ke Kas Negara)

Untuk apron, Luhut menargetkan pembangunannya dapat selesai pada September 2018. "Kami melebarkan apron di Bali saja itu mengakibatkan tambah 1,2 juta turis yang bisa datang," kata Luhut.

Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menambahkan, pihaknya telah menyiapkan 13 ribu personel polisi untuk mengamankan perhelatan tahunan IMF-WB. Menurut Petrus, polisi bakal bekerja sama dengan TNI dan Pasukan Pengamanan Presiden untuk menjaga keamanan tiap peserta IMF-WB Annual Meeting.

(Baca juga: Menkeu: Anggaran Annual Meeting IMF di Bawah 4 Tuan Rumah Sebelumnya)

Polisi juga telah membuat perimeter untuk beberapa lokasi yang dianggap vital dalam pertemuan tahunan IMF-WB. "Personel Polda Bali itu pengamanan siaga satu untuk pengamanan IMF-WB Annual Meeting," kata Petrus.

Selain persiapan teknis, pemerintah juga menyiapkan beberapa agenda kegiatan selama IMF-WB Annual Meeting.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, salah satu kegiatan yang akan diadakan yakni Bali Fintech Agenda.Kegiatan tersebut akan membuat rumusan pengembangan fintech sehingga menjadi rujukan dunia internasional.

Kegiatan lain yang akan digelar yakni penawaran pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Di acara itu, pemerintah akan menawarkan pembiayaan untuk proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) di Palembang dan Bandung, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS), serta panel solar dalam pertemuan tersebut.

Skema yang ditawarkan nantinya menggunakan pembiayaan campuran (blended finance) maupun kerja sama dengan swasta.

"Kami usahakan ada sejumlah infrastruktur yang bisa diselesaikan dan ditandatangani untuk pembiayaan dengan berbagai hal itu," kata Perry.

Perry menambahkan, kegiatan lain yang akan dihelat dalam IMF-WB Annual Meeting yakni terkait dengan isu keuangan dan ekonomi syariah serta pemberdayaan perempuan.

Para peserta IMF-WB juga akan diajak pemerintah untuk mengunjungi berbagai destinasi pariwisata pilihan. Kunjungan wisata ini, kata Perry, diharapkan dapat menjadi sumber devisa bagi negara.
"Tujuan wisatanya tak hanya Bali, tapi juga Yogyakarta, Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba," kata Perry.

Luhut mengatakan, hingga saat ini pembiayaan yang telah digelontorkan untuk persiapan IMF-WB sudah mencapai Rp 566 miliar. Angka tersebut dibawah plafon yang dianggarkan pemerintah dalam pagu APBN 2018 sebesar Rp 810 miliar.

Luhut optimistis jumlah investasi yang masuk setelah perhelatan tahunan IMF-WB dapat lebih besar dibandingkan biaya yang digelontorkan. "Kalau bicara kembali, itu sangat kembali. Berlipat-lipat itu kami dapat dari investasinya," kata dia.

Sekretaris IMF Jianhai Lin menyatakan senang dengan perkembangan persiapan IMF-WB Annual Meeting saat ini. Melihat persiapan tersebut, Lin percaya diri perhelatan tahunan tersebut akan sukses.

Menurut Lin, akan ada 15 ribu peserta IMF-WB Annual Meeting yang akan datang ke Bali pada Oktober mendatang. Dia berharap para peserta tersebut akan puas dengan hasil penyelenggaraan.

Sehingga, mereka akan menikmati waktu mereka selama sepekan di Indonesia. "Tidak hanya menikmati, tapi juga mereka akan kembali lagi dan lagi setelah pertemuan itu," kata Lin.