Basarnas Temukan Lokasi Korban dan Pesawat Lion Air

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Direktur Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional atau Basarnas, Didi Hamzar, mengatakan dua kantong jenazah korban Lion Air JT 610 ditemukan lagi pada hari ini. Menurut dia, tim evakuasi telah memperluas lokasi area pencarian dari titik koordinat.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
2/11/2018, 06.03 WIB

Pencarian korban dan tubuh pesawat Lion Air PK-LPQ dengan nomor penerbangan JT 610 mulai menemui titik terang. Setelah mendapatkan salah satu kotak hitam atau black box berupa flight data recorder (FDR), Tim SAR Gabungan sudah menemukan roda pesawat Lion Air tersebut.

Selain itu, melalui remotely operated vehicles (ROV), Tim menemukan pinggiran tubuh pesawat. Mereka juga melihat beberapa korban di dasar laut. “Ternyata banyak serpihan-serpihan yang lebih besar dari yang kami temukan kemarin,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi di Dermaga JICT 2, Jakarta, Kamis (1/11).

(Baca: Kotak Hitam Diduga Berisi Rekaman Data Penerbangan Lion Air JT 610)

Hanya saja, korban dan bagian bodi pesawat belum dapat diangkat oleh Tim SAR Gabungan. Sebab, jarak pandang di dasar laut hanya sejauh tiga meter. Hari pun sudah semakin sore ketika Tim SAR Gabungan menemukannya.

Selain itu, proses pengangkatan tak bisa dilakukan hanya oleh penyelam. Menurut Syaugi, dibutuhkan alat crane dari kapal untuk mengangkat. Namun hal tersebut belum bisa dilakukan lantaran lokasinya di Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi. Kapal Tim tak memiliki mouring anchor yang aman diturunkan di lokasi penuh pipa dan kabel.

Karenanya, Tim akan meminjam kapal Pertamina dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengangkat korban dan bodi pesawat. “Yang mengetahui bahwa di situ banyak kabel dan pipa-pipa, yang punya data adalah Pertamina,” tambahnya.

Saat ini, Tim SAR Gabungan berhasil mengangkat 65 kantong jenazah. Seluruh kantong jenazah tersebut telah diserahkan kepada Tim DVI Polri untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Tim juga telah menemukan black box berupa FDR di kedalaman 30 meter di perairan Karawang, Jawa Barat. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan FDR berisikan rekaman data penerbangan seperti kecepatan, arah, hingga ketinggian pesawat.

(Baca: Menhub: Baru Satu Bagian Kotak Hitam Lion Air JT 610 yang Ditemukan).

FDR ini telah dibawa ke laboratorium KNKT untuk diteliti. Proses penelitian dilakukan tersendiri tanpa menunggu black box lainnya yakni (CVR). Soerjanto memperkirakan proses pengunduhan data memakan waktu 1-2 pekan. Dalam penelitian FDR, KNKT akan bekerja sama dengan National Transportation Safety Bureau (NTSB) dan pabrikan pesawat Boeing Co. “Semoga kita bisa menguak misteri kenapa pesawat ini mengalami kecelakaan,” kata Soerjanto.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh setelah hilang kontak dengan menara Air Traffic Control Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada Senin pukul 06.33 WIB. Pesawat hilang kontak saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

(Baca: Tim dari Boeing Akan Bantu Cari Pesawat Lion Air JT 610 Hari Ini)

Lion Air PK-LPQ lepas landas pukul 06.20 WIB. Saat itu, pesawat tengah membawa 178 orang dewasa, satu anak, dan duabayi infant. Sementara itu, terdapat dua kru dan enam awak kabin.