Mengenakan kemeja putih dan berkacamata hitam, lelaki 67 tahun itu melewati kerumunan manusia di areal Monumen Nasional, Jakarta. Dia didampingi sejumlah tokoh politik dan panitia Reuni 212, kelompok massa yang pada 2016-2017 melakukan serangkaian demo besar-besaran untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, karena dituding menistakan Islam.
Sebagian massa di sekitarnya berusaha mendekat. Lalu, mereka berteriak, “Hidup Prabowo, hidup Prabowo, hidup Prabowo!” tanpa terputus sambil mengacungkan jempol dan telunjuknya ke atas membentuk angka dua. Sang tokoh, Prabowo Subianto, merupakan calon presiden dengan nomor urut 02 yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.
(Baca: PA 212 Minta Polisi Tak Izinkan Aksi Tandingan Reuni 212 )
Setelahnya, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI itu menyampaikan pidato singkat. Ia berujar, “Sebagaimana kalian ketahui, saya mendapat tugas dan amanah sebagai calon presiden RI. Karena itu, saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan. Saya tidak boleh bicara politik pada kesempatan ini, saya tidak boleh kampanye.”
Prabowo menyudahi pidatonya di atas panggung sekitar tiga menit kemudian. “Jadi, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih bahwa saya diundang hari ini oleh panitia,” kata Prabowo Subianto seperti dikutip kantor berita Antara, Minggu (2/12/2018).
Para elite partai yang berbarengan dengannya di sekitar panggung utama dan tenda VIP di antaranya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang didampingi Sekjen PAN Eddy Soeparno dan Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid bersama Sekjen PKS Mustafa Kamal.
Lalu, ada pula Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault. (Baca: Prabowo-Sandiaga Bakal Jadi Tamu Kehormatan di Reuni Aksi 212).
Kedatangan barisan partai opsisi penyokong calon Presiden Prabowo di acara ini memang sudah diprediksi jauh-jauh hari. Sebelumnya, juru bicara Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin memang menyatakan akan mengundang pasangan nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 itu.
Menurut dia, Reuni 212 dilakukan untuk mengkritik Presiden Joko Widodo. Pasalnya, pemerintahan Jokowi saat ini dituding kerap mengesampingkan agama dari kehidupan bernegara karena mendukung penista agama. Tak hanya itu, dia menuduh Jokowi sering mengkriminalisasi ulama dalam empat tahun terakhir.
Meski demikian, Novel berdalih Reuni 212 tak mengusung agenda politik, terutama Pilpres 2019. Dia mengklaim Reuni 212 merupakan wadah silaturahmi akbar antaraulama, tokoh, serta aktivis yang peduli terhadap agama.
Karenanya, acara ini akan berlangsung setiap tahun, tak peduli siapa pemerintah yang akan memimpin ke depan. “Kalau tahun depan seumpama Prabowo terpilih menjadi presiden, tetap kami bikin. Kalau Jokowi tetap kami bikin,” kata Novel ketika itu.
(Baca: Setelah Ahok Terpenjara, Antipemerintah Jadi Motif Kuat Reuni 212).
Sementara Prabowo datang ke Monas, di saat yang bersamaan, Presiden Joko Widodo memilih bersepeda sekitar 1,5 kilometer menuju tempat kunjungan kerjanya di Bogor. Dia menghadiri pemasangan instalasi listrik PLN di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, sejumlah dirut BUMN, beberapa milenial BUMN, dan Paspampres, Jokowi menyapa warga yang menanti di pinggir jalan. Tak sedikit yang berusaha mendekat dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel mereka.