Pemerintah tengah menyusun rencana komprehensif untuk mitigasi bencana. Hal ini menyusul gempa dan tsunami yang bertubi-tubi melanda Tanah Air. Penyusunan rencana melibatkan pakar geologi dari universitas, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta kementerian/ lembaga terkait.
Informasi tersebut diungkapkan Direktur Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, akhir tahun lalu. "Sekarang pemerintah dipimpin Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) sedang menyiapkan planning untuk mitigasi secara komprehensif. Itu bukan hanya untuk setahun tapi untuk 2-3 tahun ke depan," kata dia di kantornya, Senin (31/12).
(Baca juga: BNPB: Tak Punya Alat Pendeteksi Tsunami, RI Andalkan Milik Negara Lain)
Menurut dia, rapat koordinasi sudah beberapa kali digelar, dengan mengundang para pakar dari universitas yang selama ini belum dilibatkan. “Semua potensi bencana didiskusikan,” ujarnya. Program mitigasi bakal melibatkan kerja lintas kementerian baik dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM), alat, regulasi, hingga penanganan per wilayah. Targetnya, rencana bisa diimpelemtasikan tahun ini.
Adapun pemerintah sebetulnya sudah pernah menyusun masterplan alias rencana induk pengurangan risiko bencana tsunami. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan masterplan tersebut sempat diimplementasikan pada 2013-2014 lalu, namun kemudian terhenti.
(Baca juga: Penerapan Masterplan Pengurangan Risiko Tsunami Terhenti Sejak 2015)
Menurut dia, implementasi masterplan tersebut terhenti karena anggaran kebencanaan tidak masuk dalam prioritas pemerintah. Ke depan, ia mengusulkan agar masterplan tersebut kembali dijalankan. "Kami mengusulkan lanjutkan masterplan pengurangan risiko bencana tsunami. Berapa anggarannya? Ya ditentukan nanti, kami hitung," kata dia, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, implementasi masterplan tersebut penting bagi Indonesia yang rawan tsunami. Masterplan tersebut mencakup program pengadaan alat mitigasi tsunami hingga pembangunan kultur mitigasi bencana lewat program penguatan kapasitas kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.