Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan media massa di Indonesia untuk membuat acara yang mengupas visi-misi kedua pasangan calon (paslon) dalam Pilpres 2019. Pasalnya, substansi visi-misi kedua paslon dinilai belum banyak disinggung dalam debat.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Eriko Sotarduga mengatakan para kandidat cenderung hanya membahas hal-hal di permukaan terkait tema debat yang telah ditentukan. "Makanya saya secara konkret juga menyampaikan kepada KPU dan di seluruh media televisi, sebaiknya memang menggali dari calon-calon ini juga penting," kata Eriko di Jakarta, Kamis (21/2).
Acara tersebut dapat dihadirkan tiap dua pekan sekali. Masyarakat dapat bertanya sekitar topik-topik yang telah ditentukan di acara tersebut. Dengan demikian, jawaban dari para kandidat dapat mewakili keinginan masyarakat selama ini. "Apa pun itu akan menjadi lebih menarik," kata Eriko.
Eriko menilai, debat capres putaran kedua sudah jauh lebih baik ketimbang debat pertama. Hanya saja, wakil sekretaris jenderal PDIP itu menilai masih perlu ada peningkatan kualitas agar debat ketiga semakin menarik.
Dia berharap, debat ketiga tak hanya memunculkan berbagai data dan substansi terkait tema yang ada. Para kandidat juga harus menyajikan langkah-langkah konkret yang akan dilakukan para kandidat Pilres 2019 ketika memimpin lima tahun ke depan.
"Jangan sampai terbuang percuma waktu yang lima tahun itu rakyat memilih, kemudian ternyata esensi sesungguhnya yang diharapkan tidak didapatkan," katanya.
(Baca: Debat Ketiga, KPU Sodorkan Nama Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas)
Evaluasi Interaksi Antarkandidat
Hal senada disampaikan Juru bicara debat BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria. Hanya saja, dia berharap ada evaluasi agar interaksi antarkandidat dalam debat ketiga bisa lebih hidup.
Karena itu, Riza mengusulkan agar waktu debat dapat diperpanjang. Dia juga minta agar jumlah pendukung di ruangan debat dapat dikurang. Ini ditujukan agar tidak terjadi kegaduhan ketika debat berlangsung. "Yang tidak kalah penting adalah pertanyaan-pertanyaan dari para panelis substantif dan masuk pada persoalan inti," ujarnya.
Setelah rapat evaluasi pelaksanaan Debat Capres kedua, KPU memutuskan jumlah pendukung kedua paslon yang diperbolehkan berada di dalam ruang debat dikurangi menjadi 50 orang saja. Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, hal ini sesuai dengan usul Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar debat berlangsung lebih tenang dan kondusif. "Agar tenang dan fokus," kata Arief, di Jakarta, Rabu (20/2).
KPU, TKN Jokowi-Ma'ruf, BPN Prabowo-Sandi, hingga media penyelenggara juga akan menunjuk satu orang dari masing-masing pihak sebagai koordinator floor manager. Dengan demikian, jika ada masalah atau kendala dalam debat, hal tersebut dapat disampaikan lewat floor manager. "Jadi catatannya mulai hal ringan sampai yang agak berat," kata Arief.
(Baca: BPN Prabowo Usul Seluruh Segmen Debat Gunakan Format Tarung Bebas)