Andalkan Tiga Kartu Sakti, Jokowi Janji Kembangkan SDM

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ribuan pendukung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengikuti pidato kebangsaan "Optimis Indonesia Maju" di Sentul International Convention Centre, Jawa Barat, Minggu (24/2).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
25/2/2019, 13.44 WIB

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) berjanji meluncurkan Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dan Kartu Pra-kerja ika ia kembali terpilih dalam Pilpres 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyebut ketiga kartu tersebut menunjukkan fokus kebijakan petahana yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Ketiga kartu tersebut disinggung Jokowi dalam pidato kebangsaannya di Konvensi Rakyat: Optimis Indonesia Maju, di Sentul International Convention Centre, Jawa Barat, Minggu (24/2) malam.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, Jokowi ingin mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, memiliki keterampilan, dan berdaya saing. "Untuk membawa Indonesia menjadi negara maju," kata Ace dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/2).

Kartu Sembako merupakan program yang diperuntukkan bagi rakyat berpenghasilan rendah agar mampu membeli sembako dengan harga murah. Menurut Ace, Jokowi-Ma'ruf ingin masyarakat berpenghasilan rendah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa dibebani harga sembako yang tidak terjangkau.

Karenanya, kebutuhan dasar masyarakat ini harus betul-betul dipenuhi oleh pemerintah. "Pemerintahan Jokowi juga akan melanjutkan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai," kata Ace.

Program KIP Kuliah merupakan kelanjutan dari KIP yang telah dilaksanakan untuk pelajar dengan wajib belajar sembilan tahun. KIP Kuliah ini akan menambahkan pemberian bantuan agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.

Ace mengklaim program ini merupakan terobosan baru agar masyarakat Indonesia dapat menyelesaikan pendidikan tinggi tanpa harus dibebani biaya kuliah. Baginya, tidak boleh ada halangan bagi anak bangsa yang cerdas dan berpotensi untuk menyelesaikan kuliah hingga tingkat sarjana. "Kebijakan ini jelas mendorong agar sumber daya manusia Indonesia betul-betul unggul dan berdaya saing," ujarnya.

Ada pun, Kartu Pra-kerja merupakan program untuk memastikan pelatihan dan pembinaan masyarakat yang belum memiliki keterampilan di dunia kerja. Mereka akan dilatih melalui 3.000 Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh Indonesia. "Dengan demikian, pemerintah akan hadir memberikan kemampuan dan peluang kerja kepada mereka," kata Ace.

(Baca: Pemerintah Andalkan Bansos dan Dana Desa untuk Mengurangi Kemiskinan)

Tingkatkan Dana Abadi Pendidikan dan Riset

Jokowi dalam pidato kebangsaannya juga memperkenalkan istilah SDM premium. Menurut Ace, SDM premium merupakan SDM unggul yang dihasilkan dari pendidikan tinggi berkualitas.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi dalam pemerintahannya lima tahun ke depan akan meningkatkan Dana Abadi untuk pendidikan dan penelitian. Saat ini, Indonesia telah memiliki Dana Abadi untuk pendidikan sebesar Rp 66,1 triliun. Sementara, Dana Abadi untuk penelitian sudah sebesar Rp 1 triliun.

Dana Abadi Pendidikan akan ditingkatkan hingga Rp 100 triliun dalam lima tahun ke depan. Ada pun, Dana Abadi Penelitian akan ditingkatkan hingga mencapai Rp 50 triliun.

Lebih lanjut, Ace menyebut Jokowi juga akan membentuk Dana Abadi untuk mendukung perguruan tinggi terbaik di Indonesia. "Di tahun 2020 kita mulai dengan alokasi Rp 10 triliun," kata Ace.

(Baca: Sentil Lagi Prabowo, Jokowi Tagih Pengembalian Konsesi Lahan Besar)

Reporter: Dimas Jarot Bayu