Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy terjerat dalam pusaran korupsi. Dia ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Wilayah Agama di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (15/3) karena diduga menerima suap terkait pengisian jabatan di Kementerian Agama.
Rommy, sapaan Romahurmuziy, bukan orang awam dalam dunia politik Indonesia. Pria kelahiran 10 September 1974 itu merupakan ketua partai politik termuda di Indonesia.
Karier politik Rommy bersinar setelah menjadi orang kepercayaan Ketua Umum PPP periode 2007-2014 Suryadharma Ali. Saat itu, dia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PPP.
(Lihat Infografik: 5 Ketua Umum Partai Ditangkap KPK)
Rommy juga tercatat pernah menjadi Sekretaris Fraksi PPP di DPR pada 2009-2014. Cicit dari pendiri NU Kiai Wahab Hasbullah itu menjadi Sekretaris Jenderal PPP pada periode 2011-2015. Pada waktu yang sama, Rommy juga menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi IV DPR RI.
Karier Rommy semakin cemerlang tatkala dirinya didapuk sebagai Ketua Umum PPP periode 2014-2019 dalam Muktamar VIII PPP Tahun 2014 di Surabaya. Saat ini dirinya masih menjabat sebagai anggota Komisi XI di DPR RI.
Hubungan Mesra Romahurmuziy dan Jokowi
Sosok Rommy selama Pilpres 2019 cukup lekat dengan Presiden Jokowi. Bahkan sebelum Pilpres dimulai, Jokowi menyatakan hampir tiap pekan bertemu dengan Rommy untuk membahas berbagai hal, mulai dari persoalan partai, koalisi, hingga pendampingnya memimpin untuk periode kedua.
(Baca: Ma’ruf Amin Minta Kasus Romahurmuziy Tak Dikaitkan dengan Pilpres)
Rommy juga lah yang dulu pernah menyampaikan inisial calon wakil presiden pendamping Jokowi berinisial M dalam Pilpres 2019. Isyarat dari Rommy pun benar, saat ini Jokowi berdampingan dengan Ma'ruf Amin, yang merupakan Ketua Umum (non-aktif) Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tak hanya itu, Rommy kerap kali mendampingi Jokowi dalam berbagai kunjungannya. Rommy tercatat pernah datang bersama Jokowi ketika menghadiri pernikahan cucu tokoh PPP, KH Maimoen Zubair pada Maret 2018 lalu.
Rommy juga ikut mendampingi Jokowi saat berkunjung ke Universitas Islam Malang pada 29 Maret 2018. Selama Pilpres 2019, Rommy pernah ikut mendampingi Jokowi dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah pada 1 Februari 2019. Ketika itu, sikap Rommy memicu kontroversi karena dianggap meralat doa Kiai Maimoen yang tengah berdoa.
(Baca: KPK Tangkap Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Kantor Agama Sidoarjo )
Lebih lanjut, Rommy juga terlibat aktif menggaet ulama dan pendakwah dalam upaya pemenangan Jokowi dalam kontestasi politik tahun ini. Bahkan, dia sempat berupaya menarik Ustad Abdul Somad (UAS) dan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) bersikap netral.
Meski demikian, kedekatan tersebut tak lantas membuat Jokowi memberikan dukungan kepada Rommy saat ini. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyatakan belum akan memberikan bantuan hukum kepada Rommy.
(Baca: Romahurmuziy Ditangkap, Tim Jokowi Anggap Bukti Tak Tebang Pilih Hukum)
TKN beralasan kasus yang menjerat Rommy bersifat pribadi. Kasus tersebut tak ada kaitannya dengan Pilpres 2019. TKN bahkan akan memberikan sanksi kepada Rommy jika memang terbukti melakukan suap terkait pengisian jabatan di Kementerian Agama.
Adapun, Jokowi masih enggan berkomentar terkait masalah ini. Jokowi masih akan menunggu keterangan resmi dari KPK. "Sebelum ada keterangan resmi dari KPK, saya tidak ingin komentar," ucap Jokowi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/3).