Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengimbau para pengunjuk rasa agar mengakhiri demonstrasi dan kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat.
Melalui akun Twitternya, @prabowo, mantan Danjen Kopassus tersebut menyampaikan pesan agar masyarakat khususnya di Jakarta yang melakukan aksi unjuk rasa mengutamakan tindakan arif, sabar serta menghindari kekerasan.
Dalam video singkat berdurasi 02.20 detik tersebut, Prabowo mengajak pengunjuk rasa mengakhiri dan mempersiapkan puasa esok hari. "Saya mohon supaya saudara-saudara kembali lah ke tempat istirahat mu masing-masing," kata Prabowo.
Prabowo mengajak massa menghindari perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan Undang-Undang serta patuh kepada aturan hukum. Prabowo juga meminta masyarakat untuk mempercayai para pemimpin dan menempuh segala jalur-jalur hukum dan konstitusi. Hal tersebut juga untuk mempertimbangkan kepentingan rakyat.
Mantan menantu Presiden Soeharto tersebut juga meminta agar aparat bisa menahan diri dan mencari solusi terbaik bagi bangsa dan negara.
Sejak Rabu dini hari hingga Kamis dini hari terus terjadi ketegangan di beberapa titik Jakarta. Demonstrasi di depan area Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sempat ricuh. Massa yang tak mau meninggalkan area melemparkan petasan dan bom molotov ke arah polisi sejak Rabu malam.
Polisi kini berhasil menguasai perempatan Jalan M.H. Thamrin atau depan gedung Sarinah, Jakarta yang menjadi lokasi kerusuhan pasca-demonstrasi menolak hasil hitung Pilpres pada Rabu, 22 Mei. Meski begitu, di beberapa titik Polri dan TNI masih menangani massa yang memprovokasi dan membuat kericuhan.
Penguasaan perempatan jalan M.H. Thamrin dilakukan setelah polisi mengerahkan mobil water cannon dan menyemprotkan air ke arah massa pengunjuk rasa yang masih bertahan. Selain itu, polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.
Polisi juga sempat menembakkan petasan ke arah massa. Polisi lalu membujuk massa untuk pulang ke rumah masing-masing. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes (Pol) Harry Kurniawan mengatakan, polisi tak ingin ada jatuh korban hanya karena kericuhan terjadi. "Ini rumah kita, silakan pulang ya adik-adik. Sudah cukup," ujar Harry.
Ada pun, polisi mengamankan beberapa orang pengunjuk rasa yang ikut dalam kericuhan. Polisi membawa orang tersebut ke dalam Gedung Bawaslu, Jakarta untuk diusut lebih lanjut.
Meski demikian, polisi tak memperkenankan awak media untuk mengambil foto atau video mereka ketika digelandang. Polisi bahkan menyuruh awak media yang sempat bertugas untuk segera meninggalkan lokasi.
Konsentrasi Massa di Area Thamrin
Selain di Bawaslu, ketegangan terjadi di sekitar Jalan Thamrin. Polisi berusaha membubarkan konsentrasi massa yang berkumpul di Jl Thamrin, Rabu malam dengan menembakkan gas air mata.
Berdasarkan pantauan Antara, tembakan gas air mata tersebut tidak disadari oleh sebagian besar demonstran yang saat itu tengah duduk-duduk di sekitar Wisma Mandiri dan depan gedung Kementerian Agama di Jalan Thamrin, sekitar pukul 21.40 WIB.
Sebagian massa kemudian lari ke arah Jalan Kebon Sirih, Jalan Agus Salim atau Jalan Sabang. Sejumlah mobil ambulance kemudian hilir mudik membawa para korban untuk dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.
Marinir Tenangkan Situasi di Slipi
Bentrokan semoat terjadi antara massa dengan aparat kepolisian pada Rabu sore di Jalan Slipi I, Jakarta Barat.
Amuk massa mulai mereda sekitar pukul 17.30 WIB, ketika pasukan Marinir turun tangan dengan berbekal tameng antihuru-hara.
Massa yang didominasi oleh remaja dan pemuda tanggung tersebut sempat berbalik mundur ke arah perempatan Jalan KS Tubun dan Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ketika melihat pasukan tentara baret ungu berjalan mendekati massa.
Bentrok yang terjadi di Jalan Slipi I tersebut terlihat dipenuhi sampah, bebatuan, patahan ranting-ranting pohon dan sisa ban yang sebelumnya dibakar oleh massa.
Setelah sempat ricuh pada pukul 18.45 WIB, pada pukul 21.30 sebanyak dua kompi pasukan marinir asal Lampung itu berjalan menuju arah massa yang sebelumnya melakukan perlawanan terhadap pasukan kepolisian hingga membaur dengan massa itu.
Pasukan marinir itu melambaikan tangan untuk menenangkan massa yang sebelumnya melakukan pelemparan ke arah polisi. Setelah berbaur dengan massa, para prajurit marinir itu berdialog dan meminta massa untuk mundur.