Ulama NU Mbah Moen Meninggal Dunia di Makkah

ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair (kedua kiri), Ketua Majelis Pakar PPP Lukman Hakim Saifuddin (kiri), dan Ketum PPP Romahurmuziy (keempat kiri) dan tamu undangan lainnya mengikuti rangkaian acara penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II Bimtek Anggota DPRD Partai Persatuan Pembangunan di kawasan Ancol, Jakarta, Jumat (21/7/2018). Mukernas II PPP memutuskan mencalonkan Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.
Penulis: Ekarina
6/8/2019, 11.13 WIB

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah Kiai Haji Maimoen Zubair atau yang kerap disapa Mbah Moen dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (6/8) waktu setempat. Ulama kharismatik ini wafat saat menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. 

Kabar duka tersebut dikonfirmasi Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Achmad Baidowi. "Ya benar (Mbah Moen wafat). Kami sangat kehilangan beliau," kata Baidowi dikutip dari Antara, Selasa.

Dia mengatakan dua hari lalu sempat mengunjungi Mbah Moen dan kondisinya masih sehat.

(Baca: Langkah Lunglai Prabowo-Sandiaga Menarik Dukungan Warga NU)

 Mbah Moen merupakan sosok ulama yang dihormati. Selain dikenal sebagai Pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Mustasyar, Mbah Moen juga menjabat sebagai  Ketua Mejelis Syariah di DPP PPP. 

Sebagai tokoh senior di kalangan NU, dia memiliki posisi kehormatan sebagai Muhtasyar Nahdlatul Ulama bersama sejumlah tokoh lain seperti Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin.

Mbah Moen juga dikenal sebagai sosok yang setia dengan PPP dengan tetap berada di partai berlambang Ka'bah meski NU pada 1998 mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ucapan Duka

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini menyampaikan PBNU ucapan duka cita atas meninggalnya Mbah Moen.

"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan 'innalillahi wainna ilaihi rojiun'. Berduka yang sangat mendalam. Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin dan pengayom umat," kata Helmy kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh sikap bersahaja tersebut. Mbah Moen juga dinilai sosok yang gigih untuk memperjuangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

"Semoga teladan 'almaghfurlah' diteruskan para kader-kader bangsa," katanya.

Helmy mengajak umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, bersama-sama melaksanakan shalat ghoib dan mengirimkan doa untuk almarhum.

Ucapan duka cita juga datang dari Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Dalam cuitannya di Twitter, dia mengenang pertemuan terakhirnya dengan Maimoen Zubair beberapa waktu lalu.

(Baca: Arifin Ilham, Pelantun Zikir yang Menenteramkan Hati)

"Beberapa waktu terakhir ini saya bertemu Mbah Moen tiga kali. Terakhir bertemu di Yogya pada acara pernikahan puteri Dubes RI di Saudi Agus Maftuh. Pertemuan terakhir itu sangat berkesan bagi saya karena beliau menahan saya, mencengkeram lengan saya sampai lama untuk berbicara setengah berbisik," kata Mahfud.

Namun menurutnya, Mbah Moen belum sempat mengungkap pesan yang hendak disampaikan kepadanya. Mbah Moen bicara lama, berbisik, dan serius kepada dirinya itu.

Saat itu, Mbah Moen didampingi Nyai Maimoen dan keluarga serta aktivis PPP Arwani Thomafi.

"Itu kenangan terakhir saya dengan beliau. Selamat jalan menghadap Sang Khaliq, Mbah Moen," ujar Mahfud.

Reporter: Antara