Gunung Merapi Erupsi Lagi, Sejarah Letusan 3000 Tahun

Antara | Aloysius Jarot Nugroho
Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.
Penulis: Pingit Aria
14/8/2019, 17.30 WIB

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia. Pagi tadi, Rabu, 14 Agustus 2019, Gunung Merapi kembali erupsi dengan mengeluarkan awan panas.

“Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah ditetapkan status level II atau 'Waspada' sejak 21 Mei 2018,” Agus Wibowo, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran pers, Rabu (14/8).

Guguran erupsi yang meluncur hingga 950 meter ke arah hulu Sungai Gendol itu merupakan sebagian kecil dari aktivitas Gunung Merapi dari tahun ke tahun.

Di laman Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, sejarah Gunung Merapi tercatat sejak 3000 tahun lalu. Selama itu, erupsi telah terjadi berkali-kali  dan menimbulkan korban jiwa tak tak sedikit. Berikut rangkumannya:

(Baca: Erupsi Gunung Merapi, Awan Panas Meluncur 950 meter)

1. Periode 3000-250 tahun yang lalu

Tercatat kurang lebih 33 kali letusan Gunung Merapi, 7 di antaranya merupakan letusan besar. Pada masa purbakala ini, letusan besar Gunung Merapi terjadi sekali dalam 150-500 tahun.

2. Periode Merapi baru, abad 18-19

Pada masa ini, letusan terjadi lebih sering. Tercatat, sejak tahun 1768-1872, ada lebih dari 80 kali letusan terjadi. Sedangkan letusan besar terjadi pada tahun 1768,1822,1849 dan 1872. Erupsi pada abad ini lebih besar dibandingkan abad ke-20, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. 

freatik merapi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

 

3. Periode abad ke-20

Pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar Gunung Merapi terjadi pada 1931. Kejadian tersebut diperkirakan menimbulkan ribuan korban jiwa dan menghancurkan 13 desa dan 23 desa lainnya rusak parah.

Kemudian, pada 1933-1935 dan 1961 terjadi erupsi eksplosif yang menimbulkan banjir lahar.

Setelah itu, tahun 1994 meletus dengan meruntuhkan kubah lava dengan volume 2,6 juta meter kubik. Gunung Merapi kala itu memuntahkan awan panas sejauh 6,5 kilometer ke arah barat laut dan selatan hingga mengakibatkan 64 orang tewas dan puluhan luka-luka.

(Baca: Tangkuban Parahu Erupsi, Masyarakat Diminta Hindari Kawasan Wisata)

4. Tahun 2006

Letusan pada 2006 telah merusak kawasan Kaliadem yang menewaskan dua orang relawan karena diterjang awan panas. Munculnya letusan ditandai dengan gempa dan deformasi. Setelah itu terjadi hujan abu vulkanik selama 3 hari di Magelang serta Sleman, Jawa Tengah.

5. Tahun 2010

Letusan Gunung Merapi pada 2010 menjadi yang terbesar selama 100 tahun terakhir. Letusan ini mengakibatkan korban 341 orang meninggal dunia, puluhan desa rusak dan ratusan ribu orang pengungsi.

Kemudian, pada pertengahan 2018 lalu, Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas hingga akhir Januari 2019. Pemantauan terhadap aktivitas Merapi yang cenderung meningkat terus dilakukan.