Demonstrasi Terus Berlanjut, Gedung Perkantoran di Jayapura Tutup

ANTARA FOTO/GUSTI TANATI
Massa menggelar demonstrasi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Demonstrasi kembali digelar Kamis (29/8) yang melumpuhkan Jayapura.
Penulis: Antara
Editor: Ameidyo Daud
29/8/2019, 14.36 WIB

Demonstrasi besar-besaran yang disertai pembakaran di Jayapura siang ini membuat ibu kota Papua itu lumpuh pada Kamis (29/8). Demonstrasi dalam rangka menolak kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa Papua di Jawa Timur belum lama ini.

Pusat perbelanjaan besar seperti Mal Jayapura tutup pada pukul 12.30 WIT. Sejumlah perkantoran seperti Kantor Distrik Abepura, Kantor Wilayah Pos Maluku dan Papua, serta Badan Pusat Statistik Papua juga dikosongkan. Begitu pula sekolah yang mmembubarkan kegiatan belajar mengajar.  

Bukan hanya itu, Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) di Distrik Abepura, Kota Jayapura dibakar massa.  Asap sempat muncul dari arah Gedung MRP yang terbakar. Sejumlah kafe dan hotel juga memilih tidak membuka layanannya. Bahkan salah satu pengunjung Grand Abe Hotel bernama Yulika tak bisa keluar dari hotel tersebut lantaran suasana tak kondusif.

(Baca: YLBHI Desak Polisi Tetapkan Tersangka Rasialisme Mahasiswa Papua)

Hotel Horison Kotaraja juga tak luput dari sasaran amuk dan lemparan batu massa. “Kaca hotel dilempari massa,” kata Yulika dilansir dari Antara, Kamis (29/8). Massa saat ini berkelompok dan berorasi dan meneriakkan yel-yel menentang rasialisme.

Tak hanya itu, mobil dinas milik Dandim 1701 Jayapura Letnan Kolonel Inf Johanes Parinusa dibakar oleh massa. Mobil dibakar saat Johanes memantau kegiatan para pendemo di Expo, Waena. Saat ini kendaraan tersebut telah dibawa ke bengkel untuk direparasi.

“Tiba-tiba dirusak pendemo yang sedang bentrok dengan polisi,” kata Johanes.

(Baca: Kerusuhan di Deiyai, Dua Warga Sipil dan TNI Meninggal)

Kasubag Humas Polres Jayapura Kota yakni Iptu Jahja Rumra membenarkan bentrok antara aparat dan demonstran terjadi. Polisi sempat menembakkan gas air mata untuk menahan massa. Demonstran sempat berbalik kembali ke jayapura namun informasi terakhir mereka kembali berjalan lagi ke Jayapura.

Masyarakat berharap kondisi ini secepatnya berlalu dan Jayapura kembali kondusif. “Semoga bisa segera pulih dan aman,” kata warga bernama Erna.

Demonstrasi besar ini terjadi sehari setelah pecah kerusuhan di Kabupaten Deiyai. Dalam peristiwa tersebut dua warga sipil dikabarkan tewas tertembak. Sedangkan  Prajurit Kodam II/Sriwijaya Sersan Dua Rikson meninggal karena terkena panah saat mengamankan demonstrasi di depan Kantor Bupati Deiyai.

(Baca: Pemblokiran Internet di Papua Dianggap Tanpa Dasar Hukum Jelas)