Wiranto Ditusuk, Tak Ada Peningkatan Pengamanan untuk Jokowi

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ilustrasi pengamanan presiden. Jumlah Paspampres yang mengawal Jokowi tak akan ditambah meski terjadi kasus penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
10/10/2019, 17.58 WIB

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen Maruli Simanjuntak memastikan tak ada peningkatan keamanan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jumlah Paspampres yang mengawal Jokowi tak akan ditambah meski terjadi kasus penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto.

“Tidak ada (peningkatan keamanan). Kami sudah siaga,” kata Maruli ketika dihubungi wartawan, Kamis (10/10).

Menurut Maruli, pengamanan Presiden sudah memiliki standar berisiko tinggi. Paspampres selalu siap mengantisipasi semua ancaman keamanan yang ada

Meski demikian, menurut dia, masyarakat tetap bisa bertemu Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja. “Kami sudah hitung, semua ada SOP-nya,” kata Maruli.

 (Baca: Jokowi Ajak Masyarakat Berdoa untuk Wiranto yang Akan Jalani Operasi)

Sebelumnya, Wiranto menjadi korban penusukan usai meresmikan Gedung Kuliah Bersama Universitas Mathla'ul Anwar di Kampus Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten. Ia mengalami luka dua tusukan di bagian perut dan sempat menjalani perawatan di RSUD Berkah Pandeglang.

Setelah menjalani perawatan di Pandeglang, Wiranto dievakuasi ke Jakarta menggunakan helikopter.  Kini Wiranto dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Selain Wiranto, tiga orang lain mengalami luka, yakni Kapolsek Menes Komisaris Polisi Dariyanto, ajudan Wiranto, Fuad dan dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.

(Baca: Penusuk Wiranto Asal Medan, Pernah Tergusur Proyek Jalan Tol )

Polisi saat ini telah mengamankan dua orang yang diduga menjadi pelaku penusukan. Mereka yakni Syahril Alamsyah dan Fitri Andriana binti Sunarto.

"Diduga pelaku laki-laki (Syahril) terpapar paham radikal, yang perempuan tengah didalami," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Reporter: Dimas Jarot Bayu