Wakil Presiden Ma'ruf Amin menetapkan delapan staf khusus yang akan membantunya bekerja. Dua di antaranya, yakni mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir dan Ketua Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Robikin Emhas.
Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan, Nasir dipilih sebagai staf khusus wapres bidang reformasi birokrasi dan akan membantu Ma'ruf mengurusi masalah pendidikan. Hal ini sejalan dengan jabatannya dulu di Kabinet Kerja.
"Beliau akan mem-feeding masukan-masukan kepada Wapres terkait isu strategis yang terkait dengan pendidikan," kata Masduki di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (25/11).
(Baca: Berbeda dengan Jokowi, Ma'ruf Amin Pilih Generasi Tua Jadi Staf Khusus)
Ma'ruf juga menunjuk Guru Besar Hukum UI Satya Arinanta sebagai staf khusus wapres bidang hukum. Jabatan Satya sama seperti ketika menjadi staf khusus untuk mantan Wapres Jusuf Kalla.
Ada pula nama Sukriansyah S Latief yang menjadi staf khusus wapres bidang infrastruktur dan investasi. Sukriansyah diketahui pernah menjadi staf khusus untuk mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Beliau (Sukriansyah) menangani masalah yang terkait dengan investasi dan beberapa persoalan terkait itu," kata Masduki.
(Baca: Wapres Perintahkan Kiai dan Bankir Belajar Lagi Ekonomi Syariah)
Selanjutnya, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Lukmanul Hakim diangkat sebagai staf khusus wapres bidang ekonomi dan keuangan. Lukmanul pernah membidangi masalah-masalah ekonomi ketika menjabat sebagai pengurus MUI.
Ma'ruf juga menunjuk Direktur Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidatullah Jakarta Masykuri Abdillah sebagai staf khusus wapres bidang umum. Selain itu, Ketua PBNU Imam Aziz ditunjuk Ma'ruf sebagai staf khusus wapres bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah.
"Beliau (Imam Aziz) banyak bergerak pada pemberdayaan masyarakat di bawah dan sangat peduli dengan masalah kemiskinan, juga peduli isu-isu HAM. Beliau juga menangani masalah terkait pemberdayaan kemiskinan dan isu stunting," kata Masduki.
(Baca: Staf Khusus Milenial Jokowi Dinilai Tak Punya Peran Penting di Istana)
Lebih lanjut, Robikin ditunjuk sebagai staf khusus wapres bidang politik dan hubungan antarlembaga. Sementara itu, Masduki sendiri ditunjuk sebagai staf khusus wapres bidang komunikasi dan informasi.
Masduki mengatakan, para staf khusus ini dipilih berdasarkan hak prerogratif Ma'ruf. "Tentu saja ini adalah bagaimana Wapres nyaman dengan orang-orang yang bersangkutan," ujar dia.
Para staf khusus mulai aktif bekerja sejak hari ini. Mereka akan melakukan rapat koordinasi bersama dengan Ma'ruf sepekan sekali pada Selasa.
"Rapat koordinasi itu akan melibatkan delapan staf khusus itu berserta wakil presiden, setwapres, dan deputi-deputi. Itu akan efektif setiap Selasa siang," kata Masduki.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah lebih dulu menunjuk 14 staf khusus. Separuhnya berasal dari generasi milenial atau berusia usia 23-36 tahun.