Pengusaha Hotel Luapkan Kekesalan pada Mantan Dirut Garuda

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pesawat Garuda di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3).
Penulis: Ameidyo Daud
6/12/2019, 19.28 WIB

Pengusaha hotel senang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI Haryadi Sukamdani menuding Ari merupakan sosok di balik masalah yang ada di sektor penerbangan.

Haryadi menyebut segala kesalahan Ari mulai dari menciptakan kartel bisnis penerbangan hingga tarif kargo yang mahal. Dengan ketiadaan kompetisi, tarif tiket menjadi mahal dan menurunkan jumlah penumpang pesawat.

“Saya sebagai Ketua PHRI gembira banget karena dia penyebabnya (kartel),” kata Haryadi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/12).

(Baca: Jokowi Buka Suara soal Kasus Harley Davidson yang Seret Dirut Garuda)

Begitu pula dengan tarif kargo yang mahal dianggap Haryadi menyulitkan logistik pengusaha hotel. Dia mengatakan masalah ini bisa berpengaruh pada konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.

“Bukan hanya penumpang yang terkena, tapi kargo juga. Itu kan mengganggu sekali,” ujarnya.

Dia berharap Dirut baru Garuda lebih berhati-hati karena saat ini tarif tiket penerbangan Indonesia tidak kompetitif dibandingkan negara Asia Tenggara lain. “Kalau bicara Low Cost Carrier, kita lebih mahal,” ujar dia.

Sedangkan Wakil ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani tak mempersoalkan latar belakang Dirut baru Garuda nantinya. Dia hanya berharap sosok tersebut professional dalam bekerja.

“Apakah diambil dari swasta atau internal BUMN tidak masalah,” ujar Shinta.

(Baca: Awak Kabin Senang Erick Thohir Pecat Dirut Garuda yang Kontroversial)

 Erick Thohir telah memecat Ari Askhara atas dugaan penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton melalui pesawat baru. Saat ini Dewan Komisaris telah menunjuk Direktur Keuangan Garuda Fuad Rizal sebagai Pelaksana tugas Dirut maskapai nasional itu.

Reporter: Amelia Yesidora (magang)


Reporter: Rizky Alika